Liputan6.com, Jakarta Aktor Kevin Ardilova berbagi cerita soal syuting film terbarunya, Pembantaian Dukun Santet karya sineas Azhar Kinoi Lubis. Dalam film ini, ia memerankan Satrio, santri yang menjalani hidup dengan mengaji dan belajar di pesantren.
Dalam film, pesantren itu jauh dari kota. Santri yang ingin ke kota harus melintasi hutan. Akses transportasi dan komunikasi terbatas membuat Satrio dan kawan-kawan kurang “gaul” dengan berbagai peristiwa yang terjadi di luar sana.
Advertisement
Baca Juga
Salah satu tugas yang harus dilakukan Kevin Ardilova yakni berempati pada Satrio. Dalam Pembantaian Dukun Santet, Satrio bernyali besar hingga mencoba keluar pesantren untuk mengetahui kekacauan yang terjadi di kota.
Advertisement
“Satrio ini berani. Dia cukup berani dan tahu situasi. Gue juga begitu orangnya, kalau merasakan sesuatu (yang tak biasa) enggak bisa diam. Harus cari tahu daripada resah sendiri. Itu berani banget,” kata Kevin Ardilova.
Nyali Satrio dan Kevin Ardilova
Berbincang dengan Showbiz Liputan6.com di Gedung KLY Jakarta baru-baru ini, bintang film Bebas dan Laura mengaku belum tentu punya nyali sebesar Satrio andai di hadapkan pada kekacauan hingga kejahatan yang sama.
“Gue pun enggak tahu akan seberani dia atau enggak. Dengan dia tahu di luar seperti apa, orang-orang mati tiap hari, lalu dia keluar menyusuri hutan untuk sampai ke rumah, melihat orang sedang dipenggal, itu sangat berani sih,” urainya.
Advertisement
Gondrong dan Berkumis
Untuk menyelami perjalanan Satrio yang penuh risiko, Kevin Ardilova melakukan transformasi fisik dengan mengubah gaya rambut jadi kondrong. Penampilannya pun terkesan lusuh, jauh dari kata mewah.
“Look-nya berbeda. Di situ dia gondrong, berkumis, penampilannya agak kumuh, kayak mas-mas gitu. Makeup-nya sangat minim. Hampir enggak makeup. Minim karena konsepnya seperti itu, biar terlihat kayak orang sehari-hari,” Kevin Ardilova menyambung.
Sifatnya Memang Kontras
Dalam Pembantaian Dukun Santet yang akan tayang di bioskop mulai 8 Mei 2025, Kevin Ardilova beradu akting dengan Aurora Ribero, Kaneishia Yusuf, Rifnu Wikana, hingga Ariyo Wahab. Film ini diproduksi MD Pictures.
Kaneishia Yusuf menambahkan, “Ini setnya mostly di pesantren. Saya sendiri sebagai Nurul sahabat Anissa (Aurora Ribero). Nurul lebih skeptis dan enggak percaya, mana mungkin (ada hal-hal janggal dan teror di pesantren). Sifatnya memang kontras.”
Advertisement
