Selain melakukan bisnis investasi melalui patungan usaha, Ustad Yusuf Mansur juga berbisnis kuliner dengan membuka rumah makan bernama Waroeng Penyet. Kini, bisnisnya sudah memiliki puluhan gerai di berbagai kota.
"Saya melakukan ini karena memang kita diajurkan beribadah dalam bentuk usaha dan kerja. Rasulullah saja kan berdagang. Jadi motivasi cari rejeki itu dianjurkan tapi yang halal dan benar sehingga hasilnya berkah," kata Yusuf saat ditemui di restoran Waroeng Penyet, Jalan Muwardi 1 no 38, Grogol, Jakarta Barat, Rabu (21/8/2013).
Selain Waroeng Penyet, bersama dengan seorang pria bernama Djody, Ustad Yusuf juga mendirikan Waroeng Steak dan Waroeng Nakam. Untuk menunya sendiri, resepnya diambil dari istri Yusuf, seperti Sup tape dan lainnya.
"Bisnis ini dimulai sejak tahun 2000, sekarang memiliki 60 cabang dan 1600 karyawan. Ini aset saya, dan nggak ada franchise. Tapi kerjasama dengan program spiritual company," ujar Djody yang ada di samping Ustad Yusuf.
Dalam menjalankan bisnisnya, Ustad Yusuf menerapkan manajemen modern. Uniknya, dalam hal absensi kedatangan, ustad Yusuf meminta pegawainya untuk shalat dhuha. Para pegawainya juga diminta untuk belajar mengaji.
"Kalau di perusahaan lain, kerja punya tabungan. Kalau kita , selain tabungan tapi bisa ngaji juga. Ini juga mata rantainya bagus tidak monopoli. Jadi semuanya ikut menikmati mulai dari bahan-bahannya seperti ayam, ikan, timun," kata Ustad Yusuf.
Lalu bagaimana dengan keuntungan dalam bisnis rumah makannya ini?
"Islam itu mengajarkan usaha harus untung. Namun untung itu nggak selalu duit. Seperti senyuman karyawan, pembeli yang kenyang kan juga untung. Allah nggak mau kita jadi orang yang merugi dan ini menjadi flatform bisnis kita," pungkas Ustad yang akan menjajal bisnis apartemen ini.(Adt)
"Saya melakukan ini karena memang kita diajurkan beribadah dalam bentuk usaha dan kerja. Rasulullah saja kan berdagang. Jadi motivasi cari rejeki itu dianjurkan tapi yang halal dan benar sehingga hasilnya berkah," kata Yusuf saat ditemui di restoran Waroeng Penyet, Jalan Muwardi 1 no 38, Grogol, Jakarta Barat, Rabu (21/8/2013).
Selain Waroeng Penyet, bersama dengan seorang pria bernama Djody, Ustad Yusuf juga mendirikan Waroeng Steak dan Waroeng Nakam. Untuk menunya sendiri, resepnya diambil dari istri Yusuf, seperti Sup tape dan lainnya.
"Bisnis ini dimulai sejak tahun 2000, sekarang memiliki 60 cabang dan 1600 karyawan. Ini aset saya, dan nggak ada franchise. Tapi kerjasama dengan program spiritual company," ujar Djody yang ada di samping Ustad Yusuf.
Dalam menjalankan bisnisnya, Ustad Yusuf menerapkan manajemen modern. Uniknya, dalam hal absensi kedatangan, ustad Yusuf meminta pegawainya untuk shalat dhuha. Para pegawainya juga diminta untuk belajar mengaji.
"Kalau di perusahaan lain, kerja punya tabungan. Kalau kita , selain tabungan tapi bisa ngaji juga. Ini juga mata rantainya bagus tidak monopoli. Jadi semuanya ikut menikmati mulai dari bahan-bahannya seperti ayam, ikan, timun," kata Ustad Yusuf.
Lalu bagaimana dengan keuntungan dalam bisnis rumah makannya ini?
"Islam itu mengajarkan usaha harus untung. Namun untung itu nggak selalu duit. Seperti senyuman karyawan, pembeli yang kenyang kan juga untung. Allah nggak mau kita jadi orang yang merugi dan ini menjadi flatform bisnis kita," pungkas Ustad yang akan menjajal bisnis apartemen ini.(Adt)