Hilang Selama Satu Dekade, Crazy Town Comeback Lewat Formula Baru

Sebuah grup beraliran Rap Metal dari California bernama Crazy Town memutuskan untuk kembali berkarya. Penasaran dengan kisahnya?

oleh Feby Ferdian diperbarui 27 Agu 2013, 16:20 WIB
Diterbitkan 27 Agu 2013, 16:20 WIB
crazy-town-130827b.jpg
Sebuah kabar menggembirakan datang dari dunia musik Amerika Serikat. Pasalnya, setelah belakangan ini tertutup oleh maraknya musik RnB dan K-Pop, sebuah grup beraliran rap metal dari California memutuskan untuk kembali berkarya dengan formula baru.

Setelah menghilang selama satu dekade lamanya, band yang bernama Crazy Town tersebut pun langsung menyiapkan sebuah album baru bertajuk 'The Brimstone Sluggers' sebagai pemuas dahaganya.

"Kami telah kembali. Dan rasanya menyenangkan untuk menunjukan sesuatu yang hebat kepada kalian semua." tulis mereka melalui akun Facebooknya, baru-baru ini.



Dibentuk pada 1995 silam dalam naungan Columbia Records, Crazy Town sukses menghentak dunia lewat lagu 'Butterfly' yang merupakan single ketiga mereka. Uniknya, meski sukses meraih 1,5 juta kopi melalui lagu tersebut, ketiga single lainnya tetap gagal di pasaran.

Alhasil, saat pertama kali tampil di Ozzfest pada 2001 silam, banyak yang menjuluki mereka sebagai 'The Butterfly Boys', sebuah ejekan tentang betapa berartinya single tersebut bagi mereka.



Di penghujung tahun 2002, para anak-anak Crazy Town kembali mengeluarkan album di tengah panjangnya jadwal tur yang mereka jalani. Sedikit mengubah aliran mereka ke arah yang jauh lebih keras, mereka pun sukses menelurkan lagu-lagu baru seperti 'Drowning', 'Hurt You So Bad', 'Sorry', hingga 'Waste of My Time'.

Sayangnya, hampir senada dengan nasib album mereka sebelumnya, tanggapan terhadap karya terbaru mereka ini pun tidak mencapai hasil yang begitu baik. Puncaknya, pada tahun 2003, band yang beranggotakan Bret Mazur, Seth Binzer, Doug Miller, Anthony Valli, Kraig Tyler, dan Kyle Hollinger ini memutuskan untuk hiatus dan beralih ke proyek individualis mereka masing-masing.

Alasannya, selain tak ingin terbebani dengan tuntutan label, mereka juga sepakat untuk memperdalam kemampuan mereka lewat jalur-jalur baru di dunia musik.

"Kami tidak akan pernah terjebak di sebuah sudut tertentu. Ya, kami memang tahu apa artinya sebuah beban, tapi, tak pernah ada alasan bagi kami untuk menemukannya di dalam perjalanan hidup kami." pungkas mereka.



Nah, lalu bagaimana dengan album ketiga ini? Apakah akan meledak dan memuaskan keinginan para penikmat musik rap metal di seluruh dunia? Kita tunggu saja gebrakan mereka pada saat peluncurannya nanti.(Feb)



POPULER

Berita Terkini Selengkapnya