Ketika Habiburrahman El Shirazy Mengenang Pelajaran Chaerul Umam

Novelis Habiburrahman el-Shirazy merasa sangat berhutang budi dengan sutradara Chaerul Umam.

oleh Rizky Aditya Saputra diperbarui 04 Okt 2013, 17:30 WIB
Diterbitkan 04 Okt 2013, 17:30 WIB
habiburahman-chaerul-umam-131004b.jpg
Novelis Habiburrahman el-Shirazy tak dapat menutupi wajah sedihnya, ketika mengantar jasad sutradara Chaerul Umam di pusara terakhirnya. Pria yang pernah bekerja sama dengan Chaerul dalam penggarapan film sekuel Ketika Cinta Bertasbih ini merasa sangat berhutang budi dengan sutradara 70 tahun itu.

"Awalnya di Ketika Cinta Bertasbih saya selalu di samping beliau. Beliau men-direct, kami suka diskusi. Akhirnya saya didorong untuk maju sendiri, saya banyak sekali dapat pelajaran. Beliau yang ajari saya bagaimana jadi sutradara di film Dalam Mihrab Cinta," kenang Habiburrahman el-Shirazy di TPU Pondok Kelapa, Jakarta Timur, Jumat (4/10/2013).

Selain itu, jebolan Universitas Al-Azhar, Mesir, ini menganggap Chaerul sebagai sosok yang memiliki prinsip yang kuat. Hal itulah yang membuatnya terkesan.

"Almarhum orang yang sangat sederhana, tulus, ikhlas, open mind, enak diajak berdiskusi. Tapi sangat kuat memegang prinsip, jika terkait dengan kebenaran. Beliau akan sangat kuat pertahankan itu," ujar penyair 37 tahun tersebut.

Melihat itu rekam jejak almarhum yang sangat gemilang sebagai sutradara, el-Shirazy berpendapat tak akan mudah mendapatkan sosok seperti Chaerul Umam di masa mendatang.

"Beliau sangat Islami dan mendidik bangsa. Tidak mudah cari pengganti almarhum," pungkasnya.(Ras/Mer)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya