Liputan6.com, Surabaya - Lahan di kawasan ekslokalisasi Moroseneng atau samping eks-Wisma Barbara Jalan Sememi Jaya Gang II, Kelurahan Sememi, Kecamatan Benowo, Surabaya, Jawa Timur siap dilakukan pengurukan untuk pembangunan wisata baru Kebun Anggrek.
Kepala Dinas Pekerjaan Umum Bina Marga dan Pematusan Kota Surabaya, Erna Purnawati  menuturkan, pihaknya akan mengoptimalkan ratusan "drump truck" yang dimilikinya untuk mengangkut tanah hasil pengerukan "box culvert" di Jalan Banyu Urip.
"Jadi hasil pengerukan itu akan dibuang ke lahannya Dinas Kebersihan dan Ruang Terbuka Hijau di Sememi. Lahan itu akan dibikin Kebun Anggrek," kata, seperti dikutip dari laman Antara, Sabtu (20/7/2019).
Advertisement
Baca Juga
Pemkot Surabaya saat ini memiliki 103 "dump truck", satu unit di antaranya bantuan hibah melalui program tanggung jawab sosial perusahaan dari PT Kereta Api Indonesia (KAI) Daerah Operasional 8 Surabaya, beberapa hari lalu. "Dump truck' ini langsung bekerja," kata dia.
Lurah Sememi Ferdi Ardiansyah pada kesempatan sebelumnya, mengatakan pembangunan Kebun Anggrek akan dilakukan secara bertahap. Setelah sisi utara Gedung Wisma Barbara selesai, pembangunan akan dilanjutkan di sisi depan dan belakang.
"Nanti luasan totalnya mencapai satu hektare, sementara untuk pengelolaannya dari Dinas Pertanian," ujarnya.
Selain proses pembibitan, Pemkot Surabaya juga berencana membudidayakan tanaman anggrek di lokasi tersebut. Berbagai jenis tanaman anggrek akan dibudidayakan melalui "green house" yang sedang dibangun.
Dengan begitu, pihaknya berharap, taman anggrek dapat meningkatkan perekonomian warga sekitar. "Jadi nanti warga sekitar akan dilatih oleh pemkot, bagaimana untuk membudidayakan tanaman anggrek," katanya.
Â
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini
Surabaya Seharusnya Punya Rumah Sakit Bedah Sentral
Sebelumnya, akademisi dari Fakultas Kedokteran Universitas Wijaya Kusuma Surabaya, Sukma Sahadewa, menilai Kota Surabaya sudah seharusnya punya Rumah Sakit Bedah Sentral untuk meneruskan program kesiagaan Call Center 112 milik Pemkot Surabaya.
"Harapan kita masyarakat secara langsung dapat tertangani bilamana ada kecelakaan di jalan dan penanganan musibah bencana seperti kebakaran," kata Sukma di Surabaya, Jumat, 19 Juli 2019 dilansir Antara.
Dengan adanya rumah sakhit khusus yang dilengkapi dengan Unit Gawat Darurat (UGD) tersebut, penanganan terhadap korban kecelakaan, kebakaran atau musibah lainnya di Surabaya bisa dilakukan dengan cepat dan akurat.
"Bagus lagi kalau ditambahkan lagi ICU (Intensive Care Unit) dan PICU (Pediatric Intensive Care Unit) yang terintegrasi secara holistik dalam penanganan kegawat daruratan masyarakat," ujar Ketua Lembaga Kesehatan Nahdatul Ulama (LKNU) Surabaya ini.
Selama ini, Sukma melihat banyaknya masyarakat yang memerlukan penanganan cepat serta membutuhkan tempat khusus ICU dan PICU. Meskipun rumah sakit Pemerintahan dan swasta sudah memiliki ICU, lanjut dia, namun tidak mencukupi fasilitasnya.
"Dengan penambahan fasilitas ICU dan PICU sangat membantu dalam mengatasi banyaknya kasus kegawatdaruratan di masyarakat," katanya.
ICU sendiri adalah ruang khusus untuk pasien kritis yang memerlukan perawatan intensif dan observasi berkelanjutan, sedangkan PICU adalah ruang perawatan intensif di rumah sakit, bagi anak dengan gangguan kesehatan serius atau yang berada dalam kondisi kritis.
Meski saat ini belum ada rencana soal itu, namun ia berharap agar Wali Kota Surabaya pengganti Tri Rismaharini ke depan harus mampu memikirkan pembangunan sumber daya manusia dalam bidang kesehatan secara holistik.
"Penambahan ambulans gratis tiap kelurahan juga menjadi sarana sinergitas dalam penanganan lebih lanjut dan komprehensif. Ini juga dalam rangka membangun masyarakat menuju Surabaya sehat jasmani, rohani dan sosial.
Advertisement