Liputan6.com, Jakarta - Badan Pusat Statistik (BPS) Surabaya melaporkan inflasi Juli 2019 sebesar 0,11 persen dari periode Juni 2019 sebesar 0,21 persen.
Mengutip laman BPS, Selasa (6/8/2019), Surabaya mencatat indeks harga konsumen (IHK) sebesar 137,01. Sementara itu, nasional nilai inflasinya mencapai 0,31 persen dan Jawa Timur sebesar 0,16 persen.
Jika dibandingkan dari delapan kota IHSG di Jawa Timur, enam kota alami inflasi dan dua kota alami deflasi. Tercatat Kediri alami inflasi tertinggi yaitu sebesar 0,44 persen. Surabaya dinilai termasuk alami inflasi terendah, sedangkan deflasi tertinggi di Kabupaten Sumenep.
Advertisement
Inflasi di Surabaya terjadi karena enam kelompok pengeluaran alami inflasi dan satu kelompok pengeluaran alami deflasi.
Baca Juga
Kelompok pengeluaran yang alami kenaikan harga atau inflasi tertinggi terjadi pada kelompok pengeluaran sandang sebesar 0,91 persen. Sedangkan kelompok pengeluaran yang alami deflasi hanya kelompok pengeluaran transportasi, komunikasi, dan jasa keuangan sebesar 0,53 persen.
Lalu apa saja komoditas yang kontribusi terbesar terjadinya inflasi pada Juli 2019?
Komoditas itu antara lain cabai rawit, emas, perhiasan, daging ayam ras, tahu mentah dan udang basah.
Sedangkan komoditas yang dominan dalam menghambat terjadinya inflasi di Surabaya pada Juli 2019 antara lain tarif kereta api, angkutan antar kota, tomat, bawang putih dan kendaraan carter/rental
Lalu inflasi tahun kalender Surabaya sebesar 1,31 persen dan tingkat inflasi tahun ke tahun sebesar 2,73 persen. Di Jawa Timur, laju inflasi tahun kalender sedikit lebih tinggi sebesar 1,32 persen. Sedangkan tingkat inflasi tahun ke tahun nilainya lebih rendah sebesar 2,5 persen. Di tingkat nasional, inflasi tahun kalender sebesar 2,36 persen dan tingkat inflasi tahun ke tahun sebesar 3,32 persen.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini
Inflasi Surabaya pada Juni 2019
Sebelumnya, Surabaya mengalami inflasi sebesar 0,21 persen dengan indeks harga konsumen (IHK) sebesar 136,86 pada Juni 2019. Salah satu kontribusi terbesar inflasi pada Juni 2019 disumbangkan dari emas perhiasan.
Sementara itu, inflasi secara nasional mencapai 0,55 persen pada Juni 2019 dan Jawa Timur sebesar 013 persen. Jika dibandingkan dari 8 kota di IHK di Jawa Timur, enam kota mengalami inflasi dan dua kota mengalami deflasi.
Tercatat Probolinggo mengalami inflasi tertinggi sebesar 0,48 persen. Sedangkan Surabaya alami inflasi tertinggi keempat setelah Probolinggo, Kabupaten Banyuwangi dan Kota Madiun. Sedangkan yang alami deflasi tertinggi terjadi di Kota Malang.
Inflasi di Surabaya terjadi karena lima kelompok pengeluaran mengalami inflasi atau kenaikan harga, satu kelompok pengeluaran mengalami deflasi atau penurunan harga, dan satu kelompok tidak alami perubahan angka indeks yaitu kelompok pengeluaran pendidikan, rekreasi dan olahraga.
Kelompok pengeluaran yang alami kenaikan harga tertinggi yaitu kelompok pengeluaran sandang sebesar 1,21 persen. Sedangkan kelompok pengeluaran alami deflasi hanya kelompok pengeluaran bahan makanan sebesar 0,50 persen.
Komoditas yang memberikan sumbangan terbesar terjadinya inflasi di Surabaya pada Juni 2019 adalah emas perhiasan yang mencapai 0,06 persen, tarif kereta api sebesar 0,04 persen, angkutan antarkota sebesar 0,03 persen, kendaran rental sebesar 0,02 persen dan kacang panjang sebesar 0,01 persen.
Sedangkan komoditas yang dominan dalam menghmbat terjadinya inflasi di Surabaya pada Juni 2019 antara lain bawang putih (-0,07 persen), daging ayam ras (-0,07 persen), telur ayam ras (-0,04 persen), bawang merah (-0,02 persen) dan tomat sayur.
Laju inflasi tahun kalender Surabaya sebesar 1,2 persen dan tingkat inflasi tahun ke tahun sebesar 2,65 persen. Jika dibandingkan Jawa Timur ternyata inflasi tahun ke tahun nilainya lebih rendah sebesar 2,4 persen. Sedangkan nasional mencapai nilai lebih tinggi sebesar 3,28 persen.
Ekonom Bhima Yudhistira menilai, inflasi Surabaya pada Juni 2019 relatif kecil dibandingkan kota besar lainnya sehingga kontribusi terhadap inflasi nasional ada tetapi tidak signifikan. Inflasi tahun kalender 1,2 persen tersebut pun dinilai masih tahap terkendali.
"(Inflasi-red) kecil Surabaya, kalau dibandingkan kota besar lainnya Jakarta 0,47 persen, Banyuwangi 0,36 persen, Purwokerto sebesar 0,54 persen," tutur dia saat dihubungi Liputan6.com, Senin, 8 Juli 2019.
Lebih lanjut ia menuturkan, inflasi tertinggi terjadi di Depok sebesar 1,11 persen dengan IHK sebesar 136,80 pada Juni 2019.
Saat ditanya mengenai kontribusi emas perhiasan terhadap inflasi di Surabaya pada Juni, Bhima menilai karena harga emas dunia yang naik seiring proyeksi penurunan suku bunga acuan Amerika Serikat dan risiko meningkat antara konflik AS-Iran. "Jadi emas yang dianggap aset aman banyak diburu investor," ujar dia.
Advertisement