Liputan6.com, Jakarta - Pemerintah Kabupaten Gresik, Jawa Timur melanjutkan pembangunan beberapa tugu (landmark) di sejumlah sudut kota setelah terbangunnya dua tugu yang kini berdiri kokoh menghiasi wilayah berjuluk "Kota Santri" tersebut.
"Sebentar lagi juga akan berdiri 'Garsuling' atau Gardu Suling yang dilengkapi bunyi-bunyian seperti suling, untuk mengingatkan sejarah Gresik yang menggunakan simbol bunyi-bunyian sebagai penanda buka puasa atau subuh," kata Bupati Gresik, Sambari Halim Radianto di Gresik, awal Juli lalu, dilansir Antara.
Sambari mengatakan, pembangunan tugu atau penanda sebuah kawasan itu adalah bagian dari keinginan pemkab untuk mempercantik kota dan pengingat asal usul sejarah suatu kawasan.
Advertisement
Baca Juga
Ia mengatakan, pembangunan sepenuhnya dilakukan oleh pihak perusahaan yang ada di Kabupaten Gresik dan bagian dari kerja sama atau upaya bersama membangun wilayah.
"Kami mendorong perusahaan lain yang ada di sini juga melakukannya. Tidak hanya mengambil keuntungan saja dari daerah ini tapi juga memberikan kontribusi bersama mempercantik kota," katanya.
Sebelumnya, Sambari juga telah meresmikan Tugu Lontar yang terletak di Perempatan Kebomas Gresik, yang ditandai dengan penandatanganan prasasti dan penyerahan dokumen oleh President Director PT Smelting, Hiroshi Kondo.
Kepala Bagian Humas dan Protokol Pemkab Gresik Sutrisno mengatakan, Tugu Lontar dibangun sejak 3 Desember 2018 sebagai hasil kerja sama dengan PT Smelting yang seluruh pembiayaan dilakukan oleh PT Smelting.
"Tugu Lontar ini diharapkan bisa menjadi bangunan baru untuk mempercantik Kota Gresik, dan menjadi penanda semangat bersama dalam mencapai kemajuan yang terus-menerus dan memberi warna baru pada perkembangan Kota Gresik," kata dia.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini
Selanjutnya
Tugu Lontar dirancang Daniel Mirmanoe Candra Sujanto yang dikenal sebagai arsitek lulusan Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya dan dikenal sebagai perancang Tugu Pelangi Surabaya.
Tugu Lontar merupakan karya seni kontemporer yang menggabungkan dua tema dari dua kebudayaan yang berbeda, yakni Indonesia dan Jepang, dan perlambang kuatnya perindustrian di Gresik.
Selain itu, sebelumnya juga dibangun tugu replikasi keris Sumilang Gandring oleh PT Wilmar Nabati Indonesia di Jalan Veteran Gresik, dengan fisik bangunan berbentuk keris dan memiliki tinggi sekitar 15 meter.
Pemberian nama Keris Sumilang Gandring untuk menghormati jasa Bupati Sidayu ke-8, yakni Kanjeng Sepuh Sidayu (Pangeran Haryo Suryodiningrat) yang pada masa dulu memiliki senjata pamungkas yang diberi nama Keris Sumilang Gandring.
Advertisement