Unesa Ajak Generasi Muda Berkarya Berbasis Kearifan Lokal

Ketergantungan Indonesia terhadap produk produk impor kian mengkhawatirkan.Produksi karya dalam negeri yang kurang bergeliat menjadi kegelisahan praktisi dan akademisi.

oleh Dian Kurniawan diperbarui 20 Sep 2019, 10:00 WIB
Diterbitkan 20 Sep 2019, 10:00 WIB
(Foto: Liputan6.com/Dian Kurniawan)
Seminar nasional reinvensi budaya visual nusantara di Universitas Negeri Surabaya (Unesa) (Foto:Liputan6.com/Dian Kurniawan)

Liputan6.com, Surabaya - Ketergantungan Indonesia terhadap produk produk impor kian mengkhawatirkan.Produksi karya dalam negeri yang kurang bergeliat menjadi kegelisahan praktisi dan akademisi Universitas Negeri Surabaya (Unesa).

Dosen Universitas Negeri Surabaya (Unesa), Djuli Djatiprambudi mengatakan, pada dasarnya masyarakat Indonesia adalah masyarakat yang kreatif. Hanya saja belum banyak yang menampilkannya ke permukaan.

Buktinya, banyak para seniman, penyair, koreografi asli Indonesia yang memiliki nama di pentas dunia. Selain itu, kreativitas manusia Indonesia bisa dilihat dari keanekaragaman makanan khas setiap daerah.

"Meskipun bahan bakunya sama, tapi hasil sajiannya berbeda-beda," ujar dia dalam acara yang bertajuk Reinvensi Budaya Visual Nusantara yang diadakan oleh Jurusan Seni Rupa dan Jurusan Desain Unesa, ditulis Jumat (20/9/2019).

Dia menuturkan, kreativitas merupakan hasil dari proses evolusi fsik dan pikiran serta akal budi manusia. Sementara itu, Peneliti Hokky Situngkir menjelaskan kunci sukses di zaman ini adalah kreativitas dan pemikiran kritis. Hokky sendiri telah membuktikan itu lewat pengelompokan dan risetnya tentang persamaan pola motif dalam seni membatik, ukiran, maupun makanan.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini


Selanjutnya

Corak karya manusia Indonesia dalam masing - masing bidang itu memiliki kesamaan yang membentuk ciri khas tersendiri sebagai warisan bangsa dan itu tidak ada di masyarakat negara lain.

Djuli Djatiprambudi menegaskan, dalam peradaban nusantara terdapat daya pikir, daya kreasi dan daya estetik yang diwariskan secara turun temurun.

Selain itu, memiliki nilai yang khas nusantara. Kekayaan warisan tradisi tersebut bisa menjadi salah keunggulan berbasis kearifan lokal yang bisa dimuculkan di pentas dunia. 

"Orang luar saja, banyak yang terinspirasi dari budaya kita, kenapa kita sendiri kita mengambilnya sebagai inspirasi nilai karya yang luhur," ujar dia.

Pada acara Reinvensi Budaya Visual Nusantara ini membahas tentang dunia budaya visual Nusantara dari berbagai sudut pemikiran di hadapan 275 peserta dari berbagai kalangan itu.

Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya