Pesan Cap Go Meh dari Wali Kota Kediri

Festival Cap Go Meh di Kediri menjadi bentuk keharmonisan di masyarakat

oleh Liputan6.com diperbarui 09 Feb 2020, 17:45 WIB
Diterbitkan 09 Feb 2020, 17:45 WIB
Unjuk Rasa Warga Surabaya hingga Perayaan Cap Go Meh
Aksi unjuk rasa ratusan warga Kalianak menuntut perbaikan jalan, hingga sejumlah daerah di Tanah Air merayakan Cap Go Meh.

Liputan6.com, Surabaya Festival Cap Go Meh di Kediri menjadi bentuk keharmonisan di masyarakat. Sebab, masyarakat yang menikmati pertunjukan di acara itu berasal dari berbagai latar belakang agama.

“Keharmonisan ini terbungkus dalam tagline menjalankan kebajikan untuk menjaga keharmonisan dan kita jaga keharmonisan di Kediri sampai nanti,” ujar Abdullah Abu Bakar, Wali Kota Kediri, di sela-sela festival Cap Go Meh, seperti yang dikutip dari Antara, Sabtu (8/2/2020) malam.

Sesuai dengan semboyan kota berupa Harmoni Kediri, masyarakat harus saling menghormati dan menghargai sekalipun beasal dari latar belakang yang berbeda-beda. Menurut, Mas Abu, sapaan akrab Wali Kota Kediri, perekonmian dan pembangunan dapat berjalan dengan baik jika terjadi harmonisasi.

Festival Cap Go Meh merupakan puncak perayaan Imlek, yang artinya sebuah perayaan di malam bulan purnama pertama di awal Tahun Baru Imlek. 

Ketua Yayasan Kelenteng Tri Dharma Tjoe Hwie Kiong Kediri Prayitno menuturkan Imlek sebagai bentuk ucapan syukur karena pada tahun lalu telah dibimbing, diberkahi oleh Tuhan Yang Maha Kuasa. 

"Kami juga ada ritual pengucapan syukur supaya semua tetap rukun damai menjalani tahun-tahun yang akan datang. Kota Kediri semakin aman dan kondusif," ucap Prayitno. 

Dalam festival ribuan warga memadati lokasi sekitar Kelenteng Tri Dharma Tjoe Hwie Kiong Kediri. Ribuan piring lontong Cap Go Meh disajikan untuk tamu yang datang. 

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya