Pemkot Surabaya Gandeng Kitakyushu Teliti Ekosistem Mangrove

Penelitian ini merupakan bagian dari kerja sama sister city di bidang lingkungan, antara Surabaya dengan Kitakyushu, Jepang.

oleh Dian Kurniawan diperbarui 27 Feb 2020, 21:00 WIB
Diterbitkan 27 Feb 2020, 21:00 WIB
(Foto: Liputan6.com/Dian Kurniawan)
Kebun mangrove Wonorejo, Surabaya (Foto: Liputan6.com/Dian Kurniawan)

Liputan6.com, Surabaya - Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya menggandeng Pemerintah Kota (Pemkot) Kitakyushu untuk meneliti ekosistem mangrove di kawasan Wonorejo dan Gunung Anyar, Surabaya, Jawa Timur.

Penelitian ini merupakan bagian dari kerja sama sister city di bidang lingkungan, antara Surabaya dengan Kitakyushu, Jepang. Pelaksana tugas (Plt), Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) Kota Surabaya, Irvan Widyanto mengatakan, penelitian ekosistem mangrove ini merupakan bagian dari kerja sama sister city antara Surabaya dan Kitakyushu. Ia menuturkan, Kitakyushu memiliki teknologi yang dapat menganalisis jenis-jenis mangrove termasuk aneka hayati dan fauna.

"Jadi hasil dari penelitian itu nantinya untuk kepentingan Pemkot Surabaya. Terutama untuk menambah khasanah pengetahuan, baik bagi pemkot maupun warga Surabaya," kata Irvan di sela acara Workshop Pengenalan Keanekaragaman Hayati dan Pelestarian mangrove oleh tenaga ahli Kitakyushu Jepang di Joglo MIC Mangrove Wonorejo, Kamis (27/2/2020).

Irvan menjelaskan, sejak satu bulan lalu, tenaga ahli asal Kitakyushu, Jepang, telah memasang camera trap di beberapa titik spot di kawasan mangrove. Kamera tersebut menjadi alat pemantau keanekaragaman hayati dan fauna yang ada di mangrove.

"Mereka mengatakan luar biasa, ternyata mangrove di Surabaya ini bisa tumbuh secara alami dan mereka juga kagum dengan perkembangan mangrove di Surabaya," kata dia.

Menurut Irvan, salah satu hasil dari penelitian itu adalah ditemukannya kunang-kunang. Keberadaan kunang-kunang di mangrove menjadi salah satu indikator ekosistem lingkungan di kawasan tersebut tergolong sehat. Hal ini juga dibuktikan dengan hasil penelitian mangrove yang tumbuh subur sejak tiga tahun lalu.

"Nanti kita juga tunggu masukan-masukan lain dari mereka seperti apa terkait keberadaan kunang-kunang itu sendiri,” ujar dia di Surabaya.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini


43 Jenis Mangrove

(Foto: Liputan6.com/Dian Kurniawan)
Kebun mangrove Wonorejo, Surabaya (Foto: Liputan6.com/Dian Kurniawan)

Sementara itu, Bidang Pertanian, DKPP Surabaya, Rahmad Kodariawan menyampaikan, tenaga ahli asal Kota Kitakyushu Jepang mengakui, jika tanaman mangrove di Surabaya ini tumbuh baik. Setidaknya ada 43 jenis spesies mangrove di Wonorejo dan Gunung Anyar.

"Sekarang ada 43 spesies atau jenis mangrove, baik mayor, minor atau asosiasi, yang paling banyak sekarang di (mangrove) Gunung Anyar,” kata Rahmad.

Dia menuturkan,  tenaga ahli asal Kitakyushu, Jepang telah meneliti habitat mangrove yang ada di Surabaya. Nantinya, hasil dari penelitian itu akan disampaikan dan dibahas secara bersama. "Ini baru diambil akhir bulan kemarin (penelitian) nanti akan dibahas,” terangnya.

Bahkan, kata Rahmad, hasil dari penelitian itu juga bakal menjadi salah satu acuan bagi Pemkot Surabaya dalam rangka pengembangan Kebun Raya Mangrove. Lantaran untuk menjadi Kebun Raya Mangrove, harus memenuhi unsur edukasi, penelitian dan wisata.

"Rencananya Kebun Raya Mangrove Surabaya itu terbesar di asia dan dunia,” pungkasnya. 

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya