Liputan6.com, Surabaya - Ketertarikan terhadap bumerang sejak kecil menjadikan alat olahraga ini menjadi bagian tak perpisahkan dari Harry Gunawan (50), perajin bumerang di Surabaya, Jawa Timur.
Bahkan ayah dengan dua anak ini berobsesi ingin “melempar bumerang” hingga mendunia. Pria tinggal di Kecamatan Wonokromo, Surabaya ini menceritakan, dirinya sejak masih duduk di bangku sekolah dasar (SD) sudah tertarik dengan permainan Bumerang. Karena pada zaman itu belum ada internet, Harry kecil belum bisa membuat karya Bumerang perdananya. Dia hanya melihat bermacam tipe Bumerang melalui majalah.
Setelah beranjak dewasa, Harry aktif di komunitas Indonesia Lensaku Club (ILC) dan mulai belajar dan mengenal lebih dalam tentang Bumerang.
Advertisement
Dari keaktifannya di komunitas tersebut, Harry mendapatkan satu buah Bumerang dari sang teman. Harry mengaku waktu itu dirinya belum fasih memainkan Bumerang. Bahkan Bumerang dilepas pasti hilang dan tidak kembali.
"Dan dari situ saya penasaran, mulai browsing dan belajar membuat Bumerang sampai bisa dan akhirnya keterusan hingga sampai sekarang sudah memulai memproduksi Bumerang," tutur Harry saat berbincang dengan Liputan6.com, Senin (9/3/2020).
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini
Kondisi Pembuat Bumerang di Surabaya
Sebelum melanjutkan cerita obsesinya "melempar Bumerang" hingga mendunia, liputan6.com menanyakan tentang tren dan maker Bumerang di Indonesia, khususnya di Surabaya?
Harry mengatakan, maker Bumerang di Surabaya cuma dirinya saja tetapi kalau di Indonesia ada banyak maker-maker bagus. Kebetulan di Indonesia ini maker Bumerang terbanyak di dunia untuk membuat Bumerang.
"Termasuk Bumerang souvenir yang biasa dijual di Australia, kebanyakan buatan Indonesia, meskipun hanya suvenir, bukan untuk dilempar. Tapi kalau untuk Bumerang beneran atau Bumerang yang digunakan untuk kompetensi, Indonesia juga paling banyak makernya membuat Bumerang," kata dia.
Advertisement
Suka Duka Menjadi Maker Bumerang
Harry menyampaikan, menjadi seorang maker Bumerang juga sama dengan perajin-perajin lainnya, pasti mengalami pasang surut. Perajin bumerang selalu ada cerita suka dan dukanya.
"Sukanya kalau hasil kerja kita dihargai orang dan yang membeli juga puas," ucap Harry sambil tersipu malu.
Sedangkan dukanya, lanjut Harry, pembeli atau konsumen yang awam tentang Bumerang, yang belum tahu cara melempar Bumerang, melempar Bumerang dengan asal - asalan dan Bumerang tidak bisa balik. Kemudian pembeli langsung komplain. Sedihnya lagi kalau bermain Bumerang sampai melukai orang lain.
"Dalam memainkan Bumerang, saat Bumerang dilempar, Bumerang harus selalu balik ke arah orang yang melempar. Tentunya hal tersebut harus disertai teknik melempar dan juga pengaruh jam terbang," ujar Harry.
Salah Kaprah Bumerang Disebut Sebagai Alat Berburu Suku Aborigin
Sebagian masyarakat di Indonesia, khususnya di Surabaya bahkan di dunia belum mengetahui perbedaan antara Bumerang dengan Kylie. Menurut orang - orang Bumerang dianggap sebagai alat berburu suku Aborigin Australia.
Harry menuturkan bahwa sebenarnya Bumerang ini bukan senjata suku Aborigin, mereka mempunyai alat yang bernama Kylie, yang biasanya digunakan untuk berburu.
"Kylie bisanya digunakan oleh suku Aborigin bentuk berburu. Bentuknya Kylie hampir sama dengan Bumerang dan Kylie ini kalau dilempar tidak balik. Kalau Bumerang hanya untuk mainan suku Aborigin. Dan Bumerang sekarang sudah masuk dalam kategori olahraga," tutur Harry. (Bersambung)
Advertisement