Kiat Crazy Rich Surabaya Tom Liwafa Bertahan di Tengah Pandemi COVID-19

Crazy Rich Surabaya yang juga pengusaha Tom Liwafa membagikan kiat menjalankan bisnis di tengah pandemi COVID-19.

oleh Agustina Melani diperbarui 08 Mei 2020, 14:17 WIB
Diterbitkan 07 Mei 2020, 05:00 WIB
Tom Liwafa
Tom Liwafa, pengusaha asal Surabaya, Jawa Timur. (dok. Instagram @tomliwafa/https://www.instagram.com/p/B6NkTndgaGG/)

Liputan6.com, Jakarta - Pandemi COVID-19 berdampak terhadap dunia usaha. Pelaku usaha pun memutar otak agar dapat bertahan di tengah pandemi COVID-19. Demikian juga dialami pengusaha Surabaya Tom Liwafa.

Tom menuturkan, kondisi pandemi COVID-19 memukul sektor usaha. Apalagi dirinya mengembangkan usaha tas dan sepatu. Pendiri Handmadeshoesby &Delvationstore ini pun bertahan dengan mengalihkan produksi usaha. Hal ini dilakukan Tom Liwafa agar karyawannya tetap bekerja. 

"Akhirnya membuat baju hazmat, masker nonmedis. Tak ingin karyawan dirumahkan, sehingga mereka tetap ada kegiatan,” ujar Tom saat dihubungi Liputan6.com, Kamis (7/5/2020).

Ia mengaku menjual murah sehingga dapat digunakan untuk berdonasi. Selain usaha tas dan sepatu kena dampak COVID-19, bisnis kuliner juga kena imbasnya. Akan tetapi, Tom menuturkan, kini ia optimalkan layanan online untuk bisnis kuliner. Apalagi saat ini penerapkan pembatasan sosial berskala besar (PSBB) di Surabaya, Jawa Timur. “Kuliner tetap buka tetapi tidak makan di tempat. Jadi online, sekarang PSBB,” kata dia.

Lebih lanjut ia menuturkan, belanja online sangat meningkat usai anjuran beraktivitas dari rumah. Hal ini ia juga alami termasuk di usaha pakaian. “Sekarang semua online,” tutur dia yang memiliki 200 karyawan.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini

Strategi Adaptif

Tom Liwafa membeli mobil kesayangan Atta Halilintar dengan harga Rp 3 miliar secara cash.
Tom Liwafa (Sumber: Instagram/@tomliwafa)

Tom menambahkan, strategi adaptif saat ini perlu diterapkan untuk bertahan. Adaptif ini, menurut Tom yaitu bagaimana respons seseorang untuk menghadapi langsung.

"Kalau adaptasi itu sifatnya masih menyesuaikan. Sedangkan adaptif responsnya langsung,” tutur dia.

Ia mencontohkan, salah satu usaha temannya yang bergerak di bidang tur and travel yang berhenti. Kemudian berganti dengan menjalankan usaha lain. Tom menilai, saat ini peluang untuk menjual barang yang permintaannya sedang tinggi. Misalkan, saat bulan Ramadan, menjual mukena dan sajadah, menurut Tom jadi peluang usaha.

"Selain itu, masker kain terutama yang fashionable karena ini new era untuk pakai masker. Nanti ada topi sendiri. Kemudian jual daster karena sekarang kerja dari rumah, frozen food, minuman jamu,” kata dia.

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya