Liputan6.com, Jakarta Pengadilan Tinggi DKI Jakarta menjatuhkan vonis 16 tahun penjara kepada Budi Said, pengusaha yang dikenal sebagai Crazy Rich Surabaya, terkait kasus korupsi jual beli emas Antam. Vonis ini lebih berat dari putusan Pengadilan Tipikor Jakarta Pusat sebelumnya yang menjatuhkan hukuman 15 tahun penjara pada 27 Desember 2024. Selain hukuman penjara, Budi Said juga diwajibkan membayar denda Rp1 miliar subsider 6 bulan kurungan dan uang pengganti senilai Rp1,1 triliun.
Kasus ini bermula dari dugaan korupsi dan tindak pidana pencucian uang (TPPU) dalam transaksi jual beli emas Antam. Budi Said terbukti bersalah melanggar Pasal 2 ayat (1) juncto Pasal 18 Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi sebagaimana telah diubah dengan UU Nomor 20 Tahun 2001, junto Pasal 55 ayat (1) ke-1. Putusan banding Pengadilan Tinggi DKI Jakarta mempertimbangkan kerugian negara yang signifikan dan kurangnya dukungan Budi Said terhadap program pemerintah dalam pemberantasan korupsi.
Advertisement
Baca Juga
Uang pengganti sebesar Rp1,1 triliun terdiri dari nilai 58,841 kg emas Antam (sekitar Rp 35,5 miliar) dan 1.136 kg emas Antam (sekitar Rp 1 triliun), berdasarkan Harga Pokok Produksi Emas Antam per Desember 2023. Jika Budi Said tak mampu membayar, hartanya akan disita dan dilelang. Jika hartanya masih kurang, ia akan menjalani hukuman penjara tambahan selama 10 tahun. Berikut informasinya, dirangkum Liputan6, Jumat (21/2).
Advertisement
Kronologi Kasus Budi Said atas Korupsi Jual Beli Emas Antam
Kasus korupsi jual beli emas yang melibatkan Budi Said terjadi antara Maret hingga November 2018. Dalam periode ini, Budi Said bersama sejumlah oknum pegawai PT Antam merekayasa transaksi jual beli emas di Butik Emas Logam Mulia Surabaya 01 Antam.
Budi Said mengklaim bahwa dirinya membeli emas Antam dengan harga diskon yang diberikan oleh pegawai Antam, padahal PT Antam tidak memiliki kebijakan diskon. Akibat transaksi ilegal ini, Budi Said menerima emas lebih banyak dari jumlah yang seharusnya ia terima berdasarkan harga resmi.
Untuk menutupi rekayasa ini, Budi Said dan oknum pegawai Antam membuat dokumen palsu yang seolah-olah menunjukkan bahwa Antam masih memiliki kewajiban menyerahkan emas tambahan kepadanya. Gugatan perdata kemudian diajukan oleh Budi Said ke pengadilan, yang semakin memperumit kasus ini.
Advertisement
Hukuman Budi Said Diperberat Jadi 16 Tahun untuk Korupsi Jual Beli Emas Antam
Awalnya, Pengadilan Tindak Pidana Korupsi (Tipikor) Jakarta memvonis Budi Said dengan 15 tahun penjara, denda Rp1 miliar, dan kewajiban membayar uang pengganti sebesar 58,841 kg emas Antam atau senilai Rp35,53 miliar.
Namun, setelah jaksa mengajukan banding, Pengadilan Tinggi DKI Jakarta memutuskan untuk memperberat hukumannya menjadi 16 tahun penjara, dengan denda tetap Rp1 miliar, serta uang pengganti yang jauh lebih besar, yaitu 1.136 kg emas Antam senilai Rp1,07 triliun.
Jika Budi Said tidak mampu membayar uang pengganti, maka harta bendanya akan disita dan dilelang untuk menutupi kewajiban tersebut. Jika asetnya tidak mencukupi, maka ia akan menjalani hukuman tambahan selama 10 tahun penjara.
"Mengubah amar putusan Pengadilan Tindak Pidana Korupsi (Tipikor) pada Pengadilan Negeri Jakarta Pusat sekadar mengenai lamanya pidana yang dijatuhkan," ujar, Hakim Ketua Herri Swantoro, dalam salinan putusan banding, Jumat 21 Februari 2025, mengutip ANTARA.
Total Emas yang Terlibat dalam Kasus Ini 1,1 Ton
Total emas yang terlibat dalam kasus ini mencapai 1,1 ton, dengan rincian sebagai berikut:
- 58,841 kg emas Antam senilai Rp35,53 miliar, yang didapatkan Budi Said secara ilegal.
- 1.136 kg emas Antam yang masih menjadi kewajiban Budi Said kepada negara, sesuai putusan pengadilan.
Dengan harga emas yang terus meningkat, kerugian negara akibat kasus ini mencapai lebih dari Rp1,07 triliun. Kerugian ini tidak hanya berdampak pada PT Antam, tetapi juga pada stabilitas ekonomi dan kepercayaan publik terhadap investasi emas di Indonesia.
"Apabila terdakwa tidak dapat membayar uang pengganti tersebut, maka harta bendanya dapat disita dan dilelang untuk menutupi uang pengganti, tetapi apabila tidak mempunyai harta benda yang mencukupi maka diganti dengan pidana penjara selama 10 tahun," katanya lagi.
Advertisement
Profil Sosok Budi Said
Budi Said adalah seorang pengusaha asal Surabaya yang dikenal sebagai Crazy Rich Surabaya. Ia merupakan Direktur Utama Tridjaya Kartika Group, perusahaan properti yang memiliki beberapa proyek besar seperti Kertajaya Indah Regency, Florencia Regency, Taman Indah Regency, dan Plaza Marina.
Sebagai seorang pengusaha sukses, Budi Said memiliki reputasi yang kuat di dunia properti. Namun, keterlibatannya dalam kasus rekayasa jual beli emas Antam mengungkap sisi lain dari bisnisnya yang penuh kontroversi.
Sebelum tersandung kasus ini, Budi Said kerap tampil sebagai sosok yang dermawan dan sukses, tetapi kini ia harus menghadapi hukuman berat akibat kejahatan finansial yang ia lakukan.
FAQ: Pertanyaan Seputar Kasus Korupsi Budi Said
1. Mengapa hukuman Budi Said diperberat menjadi 16 tahun?
Pengadilan Tinggi DKI Jakarta memperberat hukuman karena besarnya kerugian negara yang ditimbulkan, yakni mencapai Rp1,07 triliun, serta dampak buruk dari kejahatannya terhadap industri investasi emas di Indonesia.
2. Berapa jumlah emas yang dikorupsi dalam kasus ini?
Budi Said didakwa menerima emas Antam sebanyak 58,841 kg secara ilegal dan masih memiliki kewajiban membayar 1.136 kg emas yang setara dengan Rp1,07 triliun.
3. Apa yang akan terjadi jika Budi Said tidak membayar uang pengganti?
Jika tidak mampu membayar, harta bendanya akan disita dan dilelang, dan jika tetap tidak mencukupi, ia akan menjalani hukuman tambahan 10 tahun penjara.
Advertisement
