Angka-Angka COVID-19 yang Tercatat di Jawa Timur

Juru Bicara Satuan Tugas (Satgas) Penanganan COVID-19 Wiku Adisasmito menuturkan, kabupaten/kota zona merah di Jatim dan Sulsel sudah berubah status menjadi zona oranye.

oleh Agustina Melani diperbarui 14 Okt 2020, 09:40 WIB
Diterbitkan 12 Okt 2020, 14:30 WIB
(Foto: Liputan6.com/Dian Kurniawan)
Konferensi pers perkembangan kasus virus corona baru yang memicu COVID-19 di Gedung Grahadi, Minggu (19/4/2020) (Foto: Liputan6.com/Dian Kurniawan)

Liputan6.com, Jakarta - Jawa Timur merayakan hari jadi ke-75 pada 12 Oktober 2020. Perayaan HUT ke-75 Jawa Timur ini berbeda dengan periode sebelumnya. Hal ini mengingat masa pandemi COVID-19 yang terjadi.

Jawa Timur, menjadi salah satu provinsi yang sempat mencatatkan kasus kumulatif COVID-19 tertinggi di Indonesia dan menjadi salah satu dari 10 provinsi prioritas untuk penanganan COVID-19.

Provinsi lainnya DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Kalimantan Selatan, Sulawesi Selatan, Sumatra Utara, Papua, Bali dan Banten.

Jawa Timur berupaya menangani COVID-19 bersama dengan pemerintah pusat. Upaya Jawa Timur itu membuahkan hasil. Sejumlah wilayah di Jawa Timur sudah keluar dari zona merah COVID-19 pada pekan kemarin. Jawa Timur dan Sulawesi Selatan termasuk provinsi yang sudah tidak ada zona merah atau daerah risiko tinggi penularan COVID-19. Hal itu berdasarkan analisis data mingguan per 4 Oktober 2020.

Juru Bicara Satuan Tugas (Satgas) Penanganan COVID-19 Wiku Adisasmito menuturkan, kabupaten/kota zona merah di Jatim dan Sulsel sudah berubah status menjadi zona oranye atau wilayah dengan risiko sedang penularan COVID-19.

"Dari segi zona risiko, kabupaten/kota dengan zona merah di Jatim dan Sulsel seluruhnya sudah berpindah ke zona oranye. Ini artinya tidak ada lagi zona merah di Jawa Timur dan Sulawesi Selatan," tutur Wiku, seperti dikutip dari Antara, Selasa, 6 Oktober 2020.

Meski demikian, Jawa Timur memiliki pekerjaan rumah untuk menekan angka kematian karena COVID-19. Hal ini mengingat angka kematian cukup tinggi di Jawa Timur. Tercatat angka kematian karena COVID-19 di Jawa Timur mencapai 3.425 jiwa hingga 11 Oktober 2020.

 

 

** #IngatPesanIbu

Pakai Masker, Cuci Tangan Pakai Sabun, Jaga Jarak dan Hindari Kerumunan.

Selalu Jaga Kesehatan, Jangan Sampai Tertular dan Jaga Keluarga Kita.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini

Doni Monarko Imbau Jawa Timur Jangan Lengah

Doni Monardo
Ketua Satgas COVID-19 Nasional Doni Monardo mengapresiasi upaya pengendalian COVID-19 yang dilakukan oleh Pemerintah Provinsi Sulawesi Utara saat rapat koordinasi di Kantor Gubernur Sulawesi Utara, Rabu (7/10/2020). (Badan Nasional Penanggulangan Bencana)

Meski demikian, Kepala Satuan Tugas (Satgas) Penanganan COVID-19 Letnan Jenderal (Letjen) Tentara Nasional Indonesia (TNI) Doni Monardo mengimbau, Jawa Timur harus tetap wapada dan tidak kendor dalam penanganan COVID-19.

Doni mengatakan, Jawa Timur memiliki daerah paling banyak zona merah COVID-19 pada Juni-akhir September 2020. Jawa Timur kini sudah tak ada zona merah.

“Jawa Timur mulai Juni hingga akhir September itu adalah daerah paling banyak zona merah. Jawa Timur sudah tak ada zona merah, tidak boleh lantas berbesar hati, lengah. Tolong pertahankan prestasi yang ada," ujar Doni, seperti dikutip dalam bincang-bincang spesial Media Bertanya, Doni Monardo menjawab yang ditulis pada Senin, (12/10/2020).

Doni pun mengapresiasi teman-teman Bonek yang membantu kepatuhan protokol kesehatan sejak Juni 2020.

Angka-Angka COVID-19 di Jawa Timur

(Foto: Liputan6.com/Dian Kurniawan)
Konferensi pers perkembangan kasus virus corona baru yang memicu COVID-19 di Gedung Grahadi, Sabtu (18/4/2020) (Foto: Liputan6.com/Dian Kurniawan)

Liputan6.com pun merangkum sejumlah angka-angka COVID-19 yang terjadi di Jawa Timur dirangkum dari infocovid19.jatimprov.go.id, instagram @kominfojatim:

1.28 Kabupaten/Kota Tercatat Zona Oranye atau Risiko Sedang per 6 Oktober 2020

28 kabupaten dan kota yang mencatat zona oranye antara lain Banyuwangi, Nganjuk, Bondowoso, Jombang, Tuban, Sidoarjo, Magetan, Ngawi, Sumenep, Lamongan, Bojonegoro, Kota Surabaya, Probolinggo, Lumajang, Blitar, Kota Pauruan, Kota Probolinggo, Situbondo, dan Kediri.

Kemudian Mojokerto, Kota Batu, Kota Malang, Pasuruan, Ponorogo, Gresik, Jember, Kota Mojokerto dan Kota Madiun.

2.10 Kabupaten/Kota Tercatat Zona Kuning atau Risiko Rendah per 6 Oktober 2020

10 kabupaten dan kota itu antara lain Pamekasan, Pacitan, Kota Blitar, Bangkalan, Kota Kediri, Madiun, Tulungagung, Trenggalek, Malang, dan Sampang.

Situasi COVID-19 di Jawa Timur per 11 Oktober 2020

(Foto: Liputan6.com/Dian Kurniawan)
Konferensi pers perkembangan kasus virus corona baru yang memicu COVID-19 di Gedung Grahadi, Rabu (6/5/2020) (Foto: Liputan6.com/Dian Kurniawan)

Kasus konfirmasi: 46.984

Kasus aktif: 3.069

Sembuh: 40.490

Meninggal: 3.425

Tingkat penularan: 0,93 Rt (di bawah 1 selama 14 hari)

Positivity rate: 10 persen (turun dari 31 persen per Juli 2020)

Klaster COVID-19 di Jawa Timur

Ilustrasi coronavirus, virus corona, koronavirus, Covid-19
Ilustrasi coronavirus, virus corona, koronavirus, Covid-19. Kredit: Fernando Zhiminaicela via Pixabay

Satuan Tugas Penanganan COVID-19 memaparkan klaster COVID-19 di Jawa Timur. Tercatat ada 173 klaster dengan 3.521 kasus. Dari kasus itu, jumlah kasus tertinggi di tempat kerja.

Anggota Tim Pakar Satgas COVID-19, Dewi Nur Aisyah menuturkan, tempat kerja juga termasuk tinggi yang ditemui kasus COVID-19 di Jawa Timur. Ada 31 klaster di tempat kerja dengan total kasus 1.082. Hal itu berdasarkan data dihimpun hingga 12 September 2020.

"Tempat kerja juga tinggi dengan 31 klaster tetapi total kasus bisa 1.082. Bisa jadi karena tempat industri lebih besar juga jumlahnya. Tempat kerja satu tapi jumlahnya besar," ujar dia saat diskusi COVID-19 dalam angka, Rabu, 23 September 2020.

Mengutip analis data klaster di Jawa Timur antara lain dicatat ada 173 klaster dengan 3.521 kasus. Klaster itu antara lain:

-31 klaster di  pasar dan Tempat Pelelangan Ikan (TPI):  254 kasus

-44 klaster di transmisi lokal dan permukiman: 894 kasus

-2 klaster pesantren: 205 kasus

-28 klaster dengan riwayat perjalanan: 403 kasus

-2 klaster seminar: 192 kasus

-31 klaster tempat kerja: 1.082 kasus

-29 klaster rumah sakit atau tenaga kesehatan: 363 kasus

-2 klaster tempat ibadah: 74 kasus

-2 klaster lapas: 71 kasus

-2 klaster mal dan restoran: 32 kasus

-2 klaster seminar: 192 kasus

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya