Bupati Tulungagung Minta Warga Tak Panik Terkait Isu Tsunami

Salah satu tanda tsunami yang paling khas adalah terjadinya gempa bumi dengan kekuatan minimal tujuh (7) skala Richter.

oleh Liputan6.com diperbarui 14 Okt 2020, 08:16 WIB
Diterbitkan 14 Okt 2020, 08:16 WIB
Ilustrasi tsunami
Ilustrasi tsunami (Pixabay)

Liputan6.com, Jakarta - Bupati Tulungagung Maryoto Birowo mengimbau warganya yang tinggal di pesisir selatan daerah itu agar tidak panik dengan isu potensi tsunami sebagaimana barusan dirilis lembaga penelitian ITB.

"Kenali dan pahami dulu tanda-tanda akan terjadinya tsunami. Tidak perlu panik berlebihan," kata Bupati Maryoto usai mengunjungi Pantai Sine, di Tulungagung, Jawa Timur, Selasa, 13 Oktober 2020.

Salah satu tanda tsunami yang paling khas adalah terjadinya gempa bumi dengan kekuatan minimal tujuh (7) skala Richter, dilansir dari Antara.

Setelah terjadi gempa, lanjut dia, biasanya permukaan air laut (seperti) menyusut dan ikan naik ke permukaan. Hal ini terlihat jelas di daerah pesisir yang terdampak, dimana air pantai surut dengan cepat.

Fenomena alam lain yang biasanya terlihat adalah burung yang berterbangan di atas laut dan suara bergemuruh dari arah laut.

"Untuk meminimalisasi korban jika terjadi tsunami, gunakan rumus 20-20-20. Maksudnya, 20 pertama berarti gempa terjadi selama 20 detik atau lebih. Setelah gempa terjadi, warga punya waktu 20 menit untuk mengungsi. Dan angka yang 20 terakhir, lokasi mengungsi setidaknya di ketinggian 20 meter dari bibir pantai," katanya di Tulungagung.

 

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini

Sosialisasi Bersama BPBD

Gempa Hari Ini di NTB dan NTT Tidak Berpotensi Tsunami
Hari ini, Jumat, 30 Desember 2016, gempa guncang Nusa Tenggara Timur, dan Nusa Tenggara Barat. (Ilustrasi Gempa: cdn.abclocal.go.com)

Bupati Maryoto merasa perlu memberikan sosialisasi tentang bencana tsunami bersama jajaran BPBD setempat, karena di kawasan pesisir Pantai Sine sempat terjadi kepanikan masal, menyusul terjadinya fenomena alam naiknya ikan di pantai pada Rabu (7/10).

Saat itu, penduduk di sekitar Pantai Sine, khususnya yang bermukim di Desa Kalibatur, Kecamatan Kalidawir mendadak panik mengungsi di ketinggian bukit.

Maryoto meminta masyarakat tidak perlu was-was adanya bencana tsunami, senyampang tidak ditemui tanda-tanda yang disebutkan.

Ke depan, pihaknya akan memasang EWS (early warning system) sistem peringatan dini di sekitar Pantai Sine.

"Penyediaan EWS ini perlu, memang nanti akan kita pasang," kata Maryoto.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya