Tim Sapuangin ITS Juarai Autonomous Programming SEM Asia 2021

Tim Sapuangin Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) kembali torehkan prestasi berskala internasional.

oleh Dian Kurniawan diperbarui 06 Apr 2021, 14:23 WIB
Diterbitkan 06 Apr 2021, 14:23 WIB
(Foto: Dok Istimewa)
Ikatan Alumni (IKA) ITS Surabaya (Foto: Dok Istimewa)

Liputan6.com, Surabaya - Tim Sapuangin Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) kembali torehkan prestasi berskala internasional. Dengan mengembangkan jalur lintasan dan skema mengemudi melalui programming, tim ITS meraih juara kedua pada kompetisi Autonomous Programming Shell Eco Marathon (SEM) Asia 2021 yang diumumkan secara daring.

"Pada perlombaan kali ini, Tim Sapuangin ITS lebih menunjukkan performa dari Divisi Electrical-nya," ujar Ketua Divisi (Kadiv) Electrical Tim Sapuangin ITS Muhammad Samsul Arifin, Senin (5/4/2021).

Samsul mengungkapkan, timnya mengembangkan jalur lintasan, persepsi, serta algoritma kontrol untuk kendaraan otonom pada perlombaan ini dengan menggunakan Robot Operating System (ROS) versi Melodic.

"Kode yang telah dibuat dari ROS kemudian dijalankan menggunakan Microsoft Airsim pada unrealengine," ucapnya.

Samsul juga menyebutkan, bahasa pemrograman yang digunakan adalah bahasa C++ dan Phyton dengan basis sistem operasi Ubuntu Linux 18.04.

Mahasiswa semester delapan Departemen Teknik Fisika tersebut juga mengaku bahwa karya yang dilombakan ini merupakan karya baru yang belum pernah dibuat Tim Sapuangin sebelumnya.

“Tim kami benar-benar memulai dari nol dalam membangun simulasi untuk kompetisi ini,” klaim Samsul.

Walaupun baru kali pertama mengikuti perlombaan sejenis Autonomous Programming ini, Tim Sapuangin ITS tetap berhasil membuktikan kebolehannya.

Staff External Relation Tim Sapuangin ITS, Rida Ayu Arfianti menambahkan, kompetisi SEM Asia 2021 yang biasanya diadakan secara luring dialihkan menjadi daring karena pandemi. Kompetisi ini berlangsung pada bulan Januari hingga Maret 2021.

"Sejak sebulan sebelum kompetisi, tim yang terdiri dari 32 anggota ini telah mempersiapkan banyak hal mulai dari mempelajari peraturan kompetisi, mempersiapkan kebutuhan tempat, hingga perangkat keras yang dibutuhkan," ujarnya.

Saksikan video pilihan di bawah ini:


Empat Kategori Penilaian

Rida menjelaskan, kategori penilaian pada perlombaan ini. dibagi menjadi empat yaitu mengenai waktu dan jarak tempuh, konsumsi energi, serta CPU Usage. Selain efisiensi, dinilai juga mengenai goals yang diperoleh selama simulasi. Poin dari keduanya kemudian diakumulasi untuk menjadi poin akhir.

“Tim kami memperoleh 41 poin dan akhirnya menduduki juara kedua,” ungkap mahasiswi asal Blitar tersebut.

Setelah menjuarai perlombaan yang sebelumnya belum pernah diikuti, Rida berharap agar ke depannya Tim Sapuangin dapat mengikuti kompetisi sejenis. “Karya yang telah kami buat ini akan disimpan dan menjadi patokan pengembangan untuk kompetisi tahun depan,” pungkas mahasiswa angkatan 2018 ini mengakhiri.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya