Kisah Qomarul Lailah, Guru SD di Surabaya Jadi Wasit Olimpiade Tokyo 2020

Qomarul Lailah, guru SD Negeri Sawunggaling 1 Surabaya, membagikan kisahnya terpilih menjadi wasit perempuan di ajang Olimpiade Tokyo 2020 pada 23 Juli hingga 8 Agustus 2021.

oleh Liputan6.com diperbarui 10 Agu 2021, 08:10 WIB
Diterbitkan 09 Agu 2021, 15:10 WIB
logo olimpiade
Logo Olimpiade. (AFP/Raphael Alves)

Liputan6.com, Surabaya - Qomarul Lailah, guru SD Negeri Sawunggaling 1 Surabaya membagikan kisahnya terpilih menjadi wasit perempuan di ajang Olimpiade Tokyo 2020 pada 23 Juli hingga 8 Agustus 2021.

Awalnya saya tidak tertarik menjadi wasit lantaran tidak memahami olahraga badminton. Namun, setelah mendapatkan cukup banyak pengetahuan, Lia sapaan akrab, Qomarul Lailah menjadi tertarik untuk mencoba ikut pelatihan dan menjalani ujian tingkat provinsi.

Hasilnya, ibu dua anak lulus. Namun, kelulusannya itu tak lantas membawa Lia begitu saja menjadi wasit profesional. 

"Sampai para pemain berteriak kok begitu wasitnya. Ada yang bilang, ini wasit lulusan mana harus sekolah wasit lagi. Lalu dengan tetap optimistis, saya terus belajar hingga saya terus membaca buku berjudul Law of Badminton. Buku itu memuat segala aturan dan instruksi dalam Bahasa Inggris," ujarnya. 

Dari situlah perempuan kelahiran Surabaya 24 September 1977 ini terus berjuang mengikuti berbagai ujian nasional di berbagai ajang. Seiring perjalanannya, Lia semakin melejit dalam dunia perwasitan. Namun begitu, ia tak melupakan kewajibannya menjadi pendidik SD mata pelajaran Bahasa Inggris.   

Menariknya, Lia menjelaskan seluruh ilmu yang diperolehnya, juga diimplementasikan di sekolah tempatnya mengajar. Ia pun mengaku anak-anak tersebut selalu dilatih selalu agar selalu disiplin, percaya diri, dan pantang menyerah.

Menurut dia, itu yang menjadi poin pentingnya dalam meraih kesuksesan. Bagi Qomarul Laila, itu betul-betul terjadi, ketika mau menerapkan tiga hal itu, maka akan memudahkan mencapai banyak hal. Makanya Lia mengajarkan kepada anak didiknya sedini mungkin. 

"Kalau kamu ingin berhasil nak, disiplin nomor satu. Saya ajarkan mereka jadi the real bonek, jadi bonek sejati itu bukan kalau kalah main itu sakit hati terus berantem. Tetapi keberanian yang kita butuhkan. Nah bahasa asing itu butuh keberanian karena bahasa itu kebiasaan. Saya ajarkan ke mereka itu 'wani' (berani) berbicara Inggris," lanjutnya. 

 

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Saksikan video pilihan di bawah ini:

Bikin Bangga

Dengan begitu, dia berharap generasi penerus bangsa khususnya Arek-arek Suroboyo semakin gigih dan pantang menyerah dalam mewujudkan cita-citanya. Terakhir Lia pun berterima kasih kepada berbagai pihak atasnya kesempatan yang diberikan, termasuk Dispendik Kota Surabaya. 

"Terima kasih juga untuk Kepala Sekolah SDN Sawunggaling 1 Bu Sri Kis Untari dan semua pihak," katanya. 

Sementara itu, Kepala Bidang (Kabid) Sekolah Dasar (SD) Dinas Pendidikan (Dispendik) Kota Surabaya M. Aries Hilmi mengaku, bangga atas terpilihnya Qomarul Lailah menjadi wasit Olimpiade Tokyo 2020. 

Bagi dia, dengan pengalaman yang diraih tersebut dapat dapat menumbuhkan semangat baru baik guru maupun pelajar yang ada di Kota Pahlawan. 

"Jadi memang luar biasa ada guru kita yang menjadi wasit di event internasional. Semangat inilah yang kita harapkan dan mampu mewarnai guru-guru yang ada di Kota Pahlawan," kata Aries.

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya