Eri Cahyadi Gandeng Swasta Sulap Toko Kelontong Jadi Tempat Belanja yang Nyaman

Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi menyatakan, kolaborasi dengan PT SRCIS perlu dilakukan sehingga ada pendampingan toko kelontong dan adaptif terhadap kemajuan teknologi ke depan.

oleh Dian Kurniawan diperbarui 22 Okt 2021, 05:12 WIB
Diterbitkan 22 Okt 2021, 05:12 WIB
Wali kota Surabaya Eri Cahyadi. (Dian Kurniawan/Liputan6.com)
Wali kota Surabaya Eri Cahyadi. (Dian Kurniawan/Liputan6.com)

Liputan6.com, Surabaya - Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya menggandeng PT SRC Indonesia Sembilan (SRCIS) menghadirkan program Sinau Kelontong Suroboyo (SKS) untuk mengembangkan toko kelontong di Surabaya supaya lebih inovatif dan  nyaman untuk belanja.

Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi menyatakan,  kolaborasi dengan PT SRCIS perlu dilakukan sehingga ada pendampingan toko kelontong dan adaptif terhadap kemajuan teknologi ke depan.

“Jika nanti toko kelontong sudah diedukasi dan ditata rapi, insyallah mereka akan lebih hebat lagi. Bahkan kami berharap nanti ke depannya toko kelontong di Surabaya bisa menjadi tempat yang nyaman bagi warga Kota Surabaya dalam berbelanja,” katanya, Kamis (21/10/2021).

Direktur PT SRCIS Rima Tanago menambahkan, situasi pandemi memberikan pelajaran untuk semua industri dan lini kehidupan agar bergerak taktis dan dinamis, tidak terkecuali toko kelontong sebagai bagian dari Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM).

"Kebutuhan untuk beradaptasi dengan cepat dan dukungan inovasi teknologi sangat diperlukan untuk mendorong ekonomi daerah dan pada akhirnya berkontribusi pada ekonomi nasional," tuturnya.

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Beri Edukasi

Rima menyatakan, dalam proses kerja sama tersebut, para pelaku UMKM toko kelontong akan diberikan edukasi, pembinaan, dan pendampingan sehingga mereka bisa memberikan sebuah keputusan tepat dalam hal berbisnis, terutama ketika menghadapi situasi krisis sekalipun.

Selain itu para pedagang kelontong akan mendapatkan transfer knowledge mengenai inovasi teknologi yang dapat diaplikasikan untuk mendukung aktivitas ke depan.

"Berdasarkan data Kementerian Koperasi dan UKM pada Juli 2021 hanya sebanyak 15,3 juta UMKM di Indonesia atau 23,9 persen dari total UMKM yang sudah melakukan digitalisasi," ucapnya.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya