Sapi Terpapar Wabah PMK di Probolinggo Capai 7 Ribu Ekor Lebih

Peternak diharapkan selalu menjaga kebersihan kandang, khususnya terkait sanitasi, peralatan ternak. Juga memperhatikan orang yang keluar masuk kandang.

oleh Hermawan Arifianto diperbarui 20 Jun 2022, 08:00 WIB
Diterbitkan 20 Jun 2022, 08:00 WIB
Penyemprotan disinfektan terhadap sapi potong di Probolinggo (Istimewa)
Penyemprotan disinfektan terhadap sapi potong di Probolinggo (Istimewa)

Liputan6.com, Probolinggo - Dinas Pertanian (Diperta) Kabupaten Probolinggo mencatat sapi potong yang terindikasi Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) sebanyak 7.734 ekor atau 2,47 persen dari populasi 312.932 ekor.

Dari jumlah tersebut, sembuh 556 ekor, mati 42 ekor, potong paksa 2 ekor dan jual 9 ekor serta sapi perah yang terindikasi sebanyak 1.871 ekor atau 26,4 persen dari populasi 8.160 ekor. Di mana 73 ekor sembuh, 40 ekor mati dan 26 ekor dijual.

Selanjutnya, domba yang terindikasi sebanyak 50 ekor atau 0,81 persen dari populasi 76.721 ekor, kambing yang terindikasi sebanyak 57 ekor atau 1,85 persen dari populasi 54.923 ekor serta babi yang belum terpapar PMK sebanyak 2.010 ekor.

Terkait dengan ternak yang mati karena terpapar PMK, Medik Veteriner Muda Diperta Kabupaten Probolinggo, drh. Nikolas Nuryulianto mengatakan selama ini Diperta selalu melakukan pengobatan kepada ternak yang sakit. Namun semua itu tergantung kepada imunitas tubuh hewan.

“Imunitas tubuh hewan ini tergantung dari higiene sanitasi yang dilakukan oleh para peternak serta asupan makanan yang diberikan kepada ternaknya. Diperta khususnya petugas teknis peternakan kecamatan di lapangan sudah melakukan upaya optimal untuk memberikan terapi obat-obatan maupun penyemprotan disinfektan kepada ternak,” katanya, Minggu (19/6/2022).

Menurut Niko, untuk ternak yang mati penanganannya saat dikuburkan harus membuat lubang sedalam kurang lebih 2 meter untuk menguburkan ternak. Sebelum dikubur dan dibawa ke liang kubur, ternak itu harus disemprot dulu dengan disinfektan untuk tidak menularkan virusnya dan para pengubur maupun alat-alat yang digunakan juga disemprot.

“Setelah masuk ke liang kubur, ternak tersebut juga disemprot kembali dengan disinfektan. Bisa juga diberikan dengan kapur supaya virusnya tidak berkembang biak dan mati," katanya.

"Selanjutnya ditutup tanah dan disemprot lagi atasnya dengan disinfektan. Semua peralatan maupun orang yang membantu mengubur disemprot kembali supaya setelah pulang ke rumah maupun kandang tidak menularkan virus PMK,” jelasnya.

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan. 

 

Penyemprotan Kandang

Niko menghimbau kepada para peternak untuk segera melaporkan apabila ada salah satu ternak di sekitar kandang miliknya sendiri ataupun tetangganya yang mengalami gangguan seperti leleran berlebih, tidak mau makan dan kepincangan, lesi-lesi di sekitar mulut dan ada luka di kuku.

Peternak diharapkan selalu menjaga kebersihan kandang, khususnya terkait sanitasi, peralatan ternak. Juga memperhatikan orang yang keluar masuk kandang.

Terkait penyemprotan kandang, Niko menyarankan agar peternak melakukannya secara rutin dan terus-menerus.

“Penyemprotannya bukan hanya sekali, tetapi tiap hari. Sebab virus ini menyebarnya bisa juga lewat udara. Jadi tidak bisa hanya satu lokasi yang disemprot. Semuanya harus dilakukan penyemprotan supaya memperkecil penyebaran virus PMK,” pungkasnya.

Infografis: Deretan kasus kekerasan seksual di dunia pendidikan Tahun 2011 (Liputan6.com/Abdillah)
Infografis: Deretan kasus kekerasan seksual di dunia pendidikan Tahun 2011 (Liputan6.com/Abdillah)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya