Liputan6.com, Surabaya - Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya bersama Kementerian Perhubungan (Kemenhub) melaunching bus listrik Trans Semanggi Suroboyo di Alun-alun Surabaya, Selasa 20 Desember 2022.
Peresmian bus listrik itu ditandai dengan pemotongan pita dan pecah kendi oleh Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi bersama Direktur Angkutan Jalan Kemenhub Suharto.
Baca Juga
Direktur Angkutan Jalan Kemenhub Suharto mengatakan, dari sisi suara, bus listrik itu tidak memunculkan kebisingan. bus listrik itu juga tidak ada knalpotnya, sehingga secara otomatis emisi gas buangnya tidak ada atau nol. Tentunya, ke depannya beberapa angkutan umum di Trans Semanggi secara bertahap akan diganti dengan menggunakan bus listrik.
Advertisement
“Tujuannya supaya target emisi di Surabaya Raya ini semakin lama semakin menurun. Jadi, pada intinya bagaimana kita punya kontribusi yang positif untuk Kota Surabaya dalam rangka berperan menyehatkan masyarakat melalui penurunan emisi itu,” kata Suharto.
Ia menegaskan, peresmian bus listrik program BTS ini pertama kali dilakukan di Kota Surabaya. Dari 10 kota BTS di Indonesia, pertama dilakukan di Surabaya dan secara bertahap akan dilakukan penambahan sejalan dengan peningkatan selesainya produksi dari karoseri.
Surahato juga menjelaskan alasannya mengapa memilih Surabaya sebagai yang pertama di Indonesia. Yakni karena Surabaya memiliki komitmen yang kuat,
"Surabaya sangat didukung oleh Pak Wali Kota dan juga DPRD-nya. Bahkan, masyarakatnya juga aware. Kalau Surabaya tidak berperan dalam mengurangi kendaraan pribadi, maka lama-lama Surabaya akan seperti Jakarta tahun lalu,” tegasnya.
Menurut Suharto, total yang dioperasikan saat ini di Kota Surabaya sebanyak 17 bus listrik, dan secara bertahap ke depannya akan ditambah. Ia juga menjelaskan bahwa saat ini produksi dari karoseri memang terbatas karena permintaannya cukup besar.
Kembali ke Angkutan Umum
Wali Kota Eri berterimakasih kepada Kementerian Perhubungan karena Surabaya menjadi yang pertama memakai bus listrik. Ia juga menyadari bahwa salah satu cara Surabaya untuk menghilangkan kemacetan adalah kembali ke angkutan umum.
“Ternyata bus ini juga sangat aman dan nyaman tadi kita coba,” kata Eri.
Selain itu, ia juga menyadari bahwa polusi udara Surabaya akan jauh lebih turun ketika Surabaya sudah menggunakan bus listrik. Makanya, untuk menjaga komitmen, Pemkot Surabaya akan membeli dan menggunakan feeder, sehingga setiap wilayah yang akan menggunakan bus Surabaya akan disiapkan feeder.
“Feeder itu akan kita penuhi semuanya di 2024, dan sebagian kita akan menggunakan kendaraan listrik. Itu komitmen kita bersama,” katanya.
Kepala Dinas Perhubungan Kota Surabaya Tunjung Iswandaru menjelaskan, operasional bus listrik ini akan dilakukan langsung oleh Damri yang ditunjuk oleh Kemenhub. Bus listrik ini akan melayani rute koridor 3, yaitu dari Terminal Purabaya – Jalan Ahmad Yani – Dolog – Jemur Andayani - SIER- Rungkut Madya – Jalan Dr. Ir H Soekarno – Jalan Kenjeran - Kenjeran Park dan sebaliknya.
“Kapasitas bus ini sebanyak 28 penumpang, dan akan berhenti di 62 titik. Sedangkan pembayarannya cashless atau non tunai yang menggunakan uang elektronik dan QRIS. Tarifnya Rp 6.200 dan gratis bagi veteran, lansia dan pelajar. Kemudian untuk aplikasi layanannya menggunakan Teman Bus,” pungkasnya.
Advertisement