PLN Nusantara Power Klaim Sumbang 19.902 MWh Energi Bersih dari PLTU Paiton

PLN Nusantara Power (PLN NP) menyumbangkan 19.902 MWH energi bersih yang berasal dari co-firing pada PLTU Paiton 1-2 dan PLTU Paiton 9 dengan total mencapai 8.852,64 MWh pada triwulan pertama di tahun 2023.

oleh Dian Kurniawan diperbarui 04 Mar 2023, 14:15 WIB
Diterbitkan 04 Mar 2023, 14:15 WIB
PLTU Paiton di Probolinggo, Jawa Timur. Dok PLN
PLTU Paiton di Probolinggo, Jawa Timur. Dok PLN

Liputan6.com, Surabaya - PLN Nusantara Power (PLN NP) menyumbangkan 19.902 MWH energi bersih yang berasal dari co-firing pada PLTU Paiton 1-2 dan PLTU Paiton 9 dengan total mencapai 8.852,64 MWh pada triwulan pertama di tahun 2023.

PLN NP ditargetkan mampu memproduksi energi bersih dari co-firing sebesar 140,42 GWh pada tahun 2022. Melalui kinerja yang ekselen dan sinergi antar instansi yang baik, PLN NP mampu memproduksi energi bersih dari co-firing sebesar 250,397 GWh atau setara dengan reduksi emisi karbon sebesar 251.569,85 MT.

"Capaian ini melebihi target dengan tingkat pencapaian sebesar 178,32 persen," ujar Direktur Utama PLN Nusantara Power, Ruly Firmansyah, Jumat (3/3/2023).

Ruly menyampaikan komitmen PLN NP dalam mendukung tercapainya bauran energi EBT. Selain pengembangan unit pembangkit berbasis EBT, menurutnya perlu strategi yang tepat untuk mendorong energi bersih pada PLTU yang ada.

"Kami (PLN Nusantara Power) telah melakukan studi terkait co-firing sejak 2018 dan telah mengujicobakan co-firing pada 16 PLTU di Jawa dan luar Jawa. PLTU Paiton kini telah berhasil dalam 6% co-firing dan kami harapkan akan dapat ditingkatkan presentasi bauran co-firingny," ucap Ruly.

PLN NP menggalakkan co-firing karena inovasi ini merupakan salah satu langkah yang tepat dalam implementasi green energy dan juga merupakan salah satu dari program PLN “green Booster” untuk mendukung target bauran energi EBT nasional.

Co-firing merupakan teknik substitusi dalam pembakaran Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU), dimana sebagian batubara yang dijadikan bahan bakar diganti sebagian dengan bahan lainnya, yang dalam konteks ini adalah biomassa.

Inovasi ini menjadi menjadi salah satu solusi jitu yang ditujukan untuk mendukung pengembangan EBT di Indonesia. Melalui penerapan co-firing, pemanfaatan EBT dapat dilaksanakan secara cepat tanpa perlu adanya pembangunan pembangkit baru.

"Tidak hanya dapat mengurangi penggunaan bahan bakar fosil secara bertahap, namun co-firing juga dapat menjadi solusi permasalahan sampah sekaligus menggerakkan ekonomi," ujar Ruly.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.


Kerja Sama dengan Dua Perusahaan Jepang

Untuk mendukung kemajuan co-firing, PLN NP telah menjalin kerja sama dengan dua p erusahaan asal Jepang yang juga memiliki atensi terhadap co-firing; Sumitomo Heavy Industries (SHI) serta Mitsubishi Heavy Industries (MHI).

Kerja sama dengan SHI melingkupi kajian pada mesin pembangkit boiler tipe CFB pada PLTU Paiton. Berlangsung sejak Desember 2019, kerja sama dan kajian ini guna mempersiapkan tahap awal co-firing PLTU Paiton pada presentasi 30-50 persen. Jika memungkinkan, secara bertahap akan kontinyu dan diujicobakan hingga mencapai 100 persen firing biomassa.

Sedangkan kerja sama dengan MHI yang telah ditandatangani pada 28 Februari lalu lebih berfokus pada mesin pembangkit PLTU Paiton dengan jenis boiler PC dengan biomassa sawdust serta PLTGU Muara Karang (Jakarta) dengan biomassa hidrogen.

Infografis
Infografis Hemat Listrik, Kantong Aman Bumi Senang. (Liputan6.com/Triyasni)
Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya