Pemkot Batu Catat Ada 40 Anak Stunting, Tiap Dinas Wajib Jadi Orang Tua Asuh

Kewajiban jadi orang tua asuh anak stunting itu demi mengejar target turunnya angka stunting di Kota Batu dalam 3 bulan ke depan

oleh Zainul Arifin diperbarui 23 Mar 2023, 05:04 WIB
Diterbitkan 23 Mar 2023, 05:04 WIB
stunting
Ilustrasi/copyrighshutterstock/PR Image Factory

Liputan6.com, Batu - Pemerintah Kota Batu harus bekerja lebih keras untuk menurunkan angka kasus anak stunting sebab dalam satu tahun terakhir ini angkanya turun tipis. Sejauh ini masih tercatat ada 40 anak berusia di bawah 2 tahun (Baduta) mengalami stunting.

Pj Wali Kota Batu, Aries Agung Paewai, mengatakan pemerintah kota harus mengintervensi penanganan stunting. Salah satunya melalui program Bapak/Bunda Asuh Anak Stunting (BAAS) melibakan seluruh organisasi perangkat daerah (OPD).

“Ini tidak hanya tugas Dinas Kesehatan dan Dinas Pemberdayaan, tapi tugas kita bersama dengan menjadi orang tua asuh,” kata Aries, Selasa, 21 Maret 2023.

Berdasarkan data, ada 40 anak berusia di bawah 2 tahun (Baduta) di Kota Batu yang mengalami stunting. Sedangkan BAAS merupakan program pendampingan pada Baduta stunting yang mengalami masalah selain kesehatan selama 3 bulan.

Lewat program tersebut maka masing – masing OPD di lingkungan Pemko Batu harus turut intervensi dalam penanganan setiap baduta. Menjadi orang tua asuh, bertanggungjawab dalam pemberian nutrisi dan pengawasan perkembangan kesehatan Baduta tersebut.

“Harapan kami dalam waktu tiga bulan angka stunting di kota ini bisa turun signifikan,” ujar Aries.

Dengan begitu, upaya penanganan stunting di Kota Batu tak jadi tanggungjawab Dinas Kesehatan dan Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak saja. Tapi juga semua berkolaborasi menjadi orang tua asuh untuk Baduta.

Penurunan Angka Stunting di Kota Batu

Berdasarkan data Dinas Kesehatan Kota Batu, angka stunting di kota ini hanya turun tipis dalam beberapa tahun terakhir. Pada 2018 masih tercatat 28,33 persen dan turun jadi 14,83 persen pada 2020. Namun selama periode 2020 sampai 2022, angka tersebut stagnan di 14 persen.

Kepala Dinas Kesehatan Kota Batu, Kartika mengatakan, berdasarkan data bulan timbang pada Februari 2023, prevelensi stunting di kota ini masih berada pada persentase 13,2 persen. Karena itu, perlu pendampingan dan upaya kolaboratif semua pihak demi menurunkan angka stunting.

“Perlu kolaborasi bersama dalam mendampingi orang tua dengan anak berstatus stunting. Memastikan kebutuhan asupan nutrisi yang dibutuhkan anak,” ujar Kartika.

Ia menambahkan, lewat Program BAAS ini OPD jadi orang tua asuh dan memastikan Baduta mendapat asupan nutrisi seimbang dan pelayanan kesehatan ketika sakit. Termasuk mendorong perubahan perilaku yang positif dari pola asuh, pola makan, dan kebiasaan keluarganya.

Infografis Stunting, Ancaman Hilangnya Satu Generasi
Infografis Stunting, Ancaman Hilangnya Satu Generasi. (Liputan6.com/Triyasni)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya