Baca Juga
Liputan6.com, Jakarta - Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi mengatakan, rencana perpanjangan Kereta Cepat Jakarta-Bandung (KCJB) ke Surabaya akan melewati kota-kota di wilayah selatan Pulau Jawa.
Advertisement
"Jadi kecenderungannya kita lewat selatan tapi tentu itu didasarkan suatu studi," kata Budi Karya di Jakarta, Kamis (14/9/2023).
Kementerian Perhubungan akan melakukan kajian lebih lanjut untuk menentukan kota-kota yang akan menjadi rute dari perpanjangan jalur KCJB ke Surabaya.
Sebelumnya, Kemenhub melalui Direktorat Jenderal Perkeretaapian memprogramkan pembangunan Kereta Cepat Jakarta-Bandung (KCJB) hingga Surabaya dengan melewati Yogyakarta.
"Nama tetap Kereta Cepat Jakarta-Bandung, namun nantinya kereta ini tetap kita programkan sampai Surabaya melewati Yogyakarta," ujar Direktur Jenderal Perkeretaapian Mohamad Risal Wasal dalam Rapat Dengar Pendapat Komisi V DPR RI di Jakarta, Rabu (5/7).
Proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung ditetapkan sebagai salah satu Proyek Strategis Nasional pemerintah dalam Peraturan Presiden Nomor 3 tahun 2016 tentang Percepatan Proyek Strategis Nasional.
Sebagai informasi, KCJB dapat melaju dengan kecepatan 350 km/jam dan beroperasi menempuh jarak 142,3 km. Dengan kecepatan tersebut, waktu tempuh dari Stasiun Halim ke Padalarang adalah 32 menit dan dari Stasiun Tegalluar kembali menuju Halim 44 menit.
Masih Tahap Studi
Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyatakan, Kereta Cepat Jakarta- Surabaya masih dalam tahap studi.
"Kalau yang ke Surabaya masih dalam studi, masih dalam kalkulasi," kata Jokowi usai mencoba Kereta Cepat Jakarta Bandung, di Stasiun Padalarang, Bandung Barat, Jawa Barat, Rabu (13/9).
Jokowi menjelaskan, perencanaan Kereta Cepat Jakarta-Surabaya harus didasari perhitungan yang matang. Jokowi belum bisa menjelaskan lebih jauh tentang rencana ini.
"Juga penentuan trasenya di sebelah mana baru dalam studi semuanya. Penentuan dan memutuskan seperti itu harus lewat kalkulasi dan penghitungan yang detail. Kalau belum selesai, nggak mungkin saya bisa jawab," tuturnya.
Meski begitu, nantinta kecepatan Kereta Cepat Jakarta-Surabaya direncanakan tak berbeda jauh dengan Kereta Cepat Jakarta-Bandung (KCJB). KCJB sendiri mampu melaju maksimal hingga 385 km/jam dan 350 km/jam untuk standar kenyamanan penumpang.
"(Kereta Cepat Jakarta-Bandung) ini sebetulnya bisa 385 tapi memang untuk kenyamanan dipasang di 350 km/jam," kata Jokowi.
Kemudian, Jokowi melanjutkan, jika Kereta Cepat Jakarta Surabaya dibangun, rutenya akan melewati KCJB terlebih dahulu.
"Sini (rute Jakarta-Bandung). Ini untuk Jawa bagian selatan, kalau Jawa Utara kan sudah jalan tol. Buat menumbuhkan titik-titik ekonomi baru," pungkasnya.
Advertisement
Kembali Gandeng China
China dikabarkan akan kembali menjadi mitra dalam pembangunan proyek kereta cepat yang akan menghubungkan Jakarta-Surabaya.
Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan menuturkan dengan meneruskan kerja sama kereta cepat dengan China, biaya yang dikeluarkan akan lebih murah.
"Jakarta-Surabaya, nanti (negara) mana saja. Kalau kita lihat sekarang yang paling banyak memproduksi kereta api cepat di dunia kan China, 40.000 Km. Jadi cost dia pasti lebih murah," ujar Luhut usai menghadiri Indonesia Net Zero Summit 2023, Jakarta Pusat, Sabtu (24/6).
Sebelumnya, Luhut memberi sinyal bahwa proyek kereta cepat bakal diteruskan sampai ke Surabaya. Namun, rencana proyek kereta cepat ke Surabaya itu perlu didukung oleh adanya transfer teknologi dan pengalaman yang Indonesia telah miliki.
"Karena kita ada hilirisasi, banyak material-material yang akan bisa diproduksi dalam negeri, sehingga dengan demikian menciptakan lapangan kerja buat UMKM dan sebagainya," kata Luhut.
Saat ini, menurutnya ada sekitar 400-600 orang dari Indonesia sedang menjalani pelatihan di China untuk mengoperasikan dan memelihara kereta cepat tersebut.
"Ini modal kita nanti, kalau pemerintahan nanti yang akan datang untuk meneruskan program ini. Karena ini akan membuat ekonomi kita lebih baik," kata dia.