Liputan6.com, Jakarta - Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024 dipastikan akan diiikuti tiga pasangan calon presiden dan calon wakil presiden, yakni Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar (AMIN), Ganjar Pranowo-Mahfud Md, dan Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka.
Dipastikan tidak ada penambahan calon lagi karena Komisi Pemilihan Umum (KPU) sudah menutup masa pendaftaran pada 25 Oktober 2023.
Baca Juga
Pasangan AMIN yang diusung Nasdem, PKS dan PKB menjadi yang pertama mendaftar ke KPU pada 19 Oktober 2023 pagi hari. Siangnya, giiiran pasangan Ganjar-Mahfud mendaftarkan diri ke KPU dengan dikawal partai pendukung yaitu PDIP, PPP, Hanura dan Perindo.
Advertisement
Sementara capres-cawapres Prabowo-Gibran menjadi pasangan calon yang terakhir mendaftar pilpres 2024. Didampingi partai pendukung dari Koalisi Indonesia Maju (KIM), pasangan ini menyerahkan berkas pendaftaran ke KPU di Jalan Imam Bonjol, Menteng Jakarta Pusat pada 25 Oktober 2024.
Pendaftaran tiga pasang nama capres dan cawapres ke KPU sekaligus menutup peluang nama-nama tokoh politik lainnya untuk bertarung di Pilpres 2024. Mereka harus gigit jari, amsyong karena gagal bertanding sebagai cawapres.
Berikut tujuh tokoh politik yang kurang beruntung gagal menjadi cawapres 2024:
1. Erick Thohir
Nama Erick Thohir santer disebut sejak awal akan maju sebagai cawapres. Meski tidak pernah secara terbuka menyatakan siap jadi cawapres, tapi Erick getol melakukan sosialisasi diri ke tengah-tengah masyarakat. Namanya pun kerap masuk dalam bursa cawapres, baik sebagai cawapres Ganjar maupun Prabowo Subianto.
Namanya sebagai cawapres semakin santer setelah PAN yang menyatakan mendukungnya untuk menjadi cawapres. Ketika PAN memutuskan merapat ke kubu Prabowo pada 13 Agustus 2023, PAN secara tegas menyodorkan nama Erick Thohir sebagai cawapres Prabowo.
Pilihan terhadap Menteri BUMN tersebut semakin mengerucut jelang detik-detik masa pendaftaran ke KPU. Terlebih partai lain yang mengusung Prabowo tidak memiliki nama cawapres yang sepadan dengan Erick Thohir.
Selain itu, Erick Thohir juga tampak mesra dalam sejumlah kegiatan bersama Prabowo di pemerintahan. Erick juga terlihat sudah mendapatkan lampu hijau dari Presiden Jokowi untuk maju cawapres.
Namun, kondisi berubah total ketika Mahkamah Konstitusi (MK) memutuskan menerima gugatan batas umur yang diajukan Mahasiswa Fakultas Hukum Universitas Surakarta (Unsa) bernama Almas Tsaqibbirru, dimana salah satu klausulnya memperbolehkan warga negara yang pernah menjadi kepala daerah hasil pemilu kada maju di Pilpres.Â
Sandiaga Gagal Meski Sudah Menjadi 'Hijau'
2. Sandiaga Uno
Nama Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Uno menguat menjadi cawapres usai keluar dari Partai Gerindra dan bergabung dengan PPP pada 15 Juni 2023. Sandiaga digadang menjadi pasangan ideal mendampingi Ganjar Pranowo yang sudah dideklarasikan PDIP sebagai capres.
Dalam sejumlah kegiatan, Sandi juga terlihat tampil mesra bersama Ganjar baik saat di Jawa Tengah maupun kegiatan lainnya. Keduanya juga mengakui ada chemistry dan sama - sama cocok.
Namun, Sandi bukan satu-satunya nama yang santer disebut bakal mendampingi Ganjar. Ada sejumlah nama lain yang ikut meramaikan bursa cawapres Ganjar, di antanya adalah para tokoh NU Khofifah, Mahfud Md dan juga Yenny Wahid.
Hingga akhir keputusannya Ketua Umum PDIP Megawati Sukarnoputri memutuskan untuk memilih Mahfud Md pada 18 Oktober, atau sehari sebelum masa pendaftaran capres-cawapres 2024 dibuka KPU.
3. Agus Harimurti Yudhoyono (AHY)
Sosok Ketua Umum partai Demokrat ini dari awal sudah digadang bakal maju meramaikan kontestasi Pilpres 2024. Sayang, raihan suara Demokrat kurang 'menjual' untuk menjadikan AHY sebagai calon presiden.
Posisinya pun turun kelas menjadi cawapres. Upaya menjadikan AHY cawapres nyaris sukses, usai memutuskan bergabung dengan Koalisi Perubahan bersama Nasdem dan PKS. AHY berpeluang besar menjadi cawapres Anies Baswedan yang diusung Nasdem, karena tidak ada tokoh lain di koalisi yang dirasa cukup kuat menjadi cawapres.
Sayangnya, keinginan tersebut tak kunjung mendapat persetujuan dari Nasdem. Partai pimpinan Surya Paloh itu terus mengulur waktu untuk terwujudkan pasangan Anies-AHY. Hingga pada akhirnya Surya Paloh membuat keputusan mengejutkan dengan menggaet Ketua Umum DPP PKB Muhaimin Iskandar atau Cak Imin sebagai cawapres.
Deklarasi Anies-Muhaimin pun tak butuh waktu lama untuk dideklarasikan. Pada 1 September 2023 Anies - Cak Imin resmi menjadi pasangan capres-cawapres dengan menggelar deklarasi di Kota Surabaya.
Partai Demokrat pun murka AHY ditelikung. Mereka langsung menyatakan keluar dari Koalisi Perbahan dan mencabut dukungan terhadap Anies Baswedan. Pada akhirnya, Partai Demokrat memutuskan menjatuhkan dukungan kepada Prabowo di Pilpres 2024. Namun impian AHY menjadi cawapres pupus karena Prabowo juga tidak memilihnya menjadi cawapres.
Â
Advertisement
Kejutan RK
4. Ridwan Kamil
Ridwan Kamil atau RK sempat membuat kejutan dengan diprediksi bakal menjadi cawapres Ganjar Pranowo tidak lama setelah lengser sebagai Gubernur Jawa Barat.
Dalam sebuah kesempatan RK menyatakan akan ada breaking news dalam sepekan ke depan usai dia lengser jadi gubernur.
"Kami mohon doa takdir kami ke mana, kami tidak tahu, tapi insyaallah Tuhan memberikan yang terbaik; tapi kalau minggu depan ada breaking news, ya, mohon dimaklumi. Kodenya itu saja," kata Ridwan Kamil di Gedung Sate, Kota Bandung, Jawa Barat, Selasa (5/9/2023).
RK juga mengaku sudah bertemu dengan Ketua Umum PDIP Megawati Sukarnoputri dan membicarakan banyak hal.
Nama Emil sebagai cawapres meredup dan akhirnya hilang karena dia masih tercatat sebagai kader Golkar, dimana partai pimpinan Airlangga Hartarto itu memutuskan bergabung dengan Koalisi Indonesia Maju dan mengusung Prabowo sebagai capres.Â
5. Airlangga Hartarto
Munas Golkar pada 2019 tegas merekomendasikan Ketua Umum Golkar Airlangga Hartarto sebagai capres 2024. Keputusan tersebut terus digadang para elite Golkar saat berbicara soal pilpres.
Namun, dalam perjalanannya, elektabilitas Airlangga tak juga naik sebagai bakal capres, bahkan cenderung stagnan dengan angka yang rendah.
Sadar sulit menggapai posisi capres, Golkar pun atur strategi. Salah satunya memutuskan bergabung bersama Gerindra dengan mendukung Prabowo. Bersamaan dengan PAN, Golkar sepakat menyatakan Prabowo sebagai capres Golkar di Pilpres, pada 13 Agustus 2023.
Diharapkan dengan bergabung bersama Gerindra, kans menjadi orang nomor dua Prabowo terbuka. Namun, dalam perjalanannya Golkar kembali banting setir dan menyodorkan nama wali kota Solo Gibran Rakabuming Raka sebagai cawapres. Usulan tersebut akhirnya diterima dan sah, Gibran resmi menjadi cawapres Prabowo. Â
 Â
Yusril Jadi Pelengkap
6. Yenny Wahid
Nama Putri presiden keempat RI Abdurrahman Wahid (Gus Dur), Yenny Wahid sempat santer dipasangkan sebagai cawapres Anies Baswedan. Yenny sempat menghadiri acara Nasdem yang juga dihadiri Anies. Sosok Yenny dinilai bisa menjadi penengah sikap Nasdem yang tidak kunjung menerima AHY sebagai cawapres Anies.
Peluang Yenny menjadi cawapres pupus, setelah dipastikan Anies menggandeng Muhaimin Iskandar dan menggelar deklarasi pasangan capres-cawapres di Surabaya pada 1 September 2023.
Meski demikian harapan menjadi cawapres masih terbuka pada sosok Ganjar dan Prabowo. Dengan Ganjar, pertemuan berlangsung saat capres PDIP itu sowan ke rumah istri Gus Dur di Ciganjur pada 14 Agustus 2023.
Sedangkan dengan Prabowo, Yenny beberapa kali bertemu, baik di Istana negara dan juga di rumah Prabowo, Jalan Kartanegara Jakarta, pada Rabu 6 September 2023.
Peluang Yenny pupus usai Partai Koalisi Indonesia Maju yang mengusung Prabowo memutuskan mengusung putra sulung Presiden Jokowi Gibran Rakabuming Raka sebagai cawapres.
7. Yusril Ihza MahendraÂ
Meski tidak sesanter nama-nama lain, nama Yusril Ihza Mahendra sempat muncul menjadi opsi cawapres Prabowo. Ketua Umum DPP Partai Bulan Bintang ini dinilai bisa menjadi jalan tengah menjawab kebuntuan sosok cawapres Prabowo. Sosoknya yang berpengalaman dan mempunyai basis dukungan umat Islam dinilai bisa melengkapi kekuatan yang dimiliki Prabowo.
Yusril juga menegaskan kesiapannya menjadi cawapres Prabowo.
"Kalau ditanya untuk menjadi calon wakil presiden, saya sudah siap sejak tahun 1999," kata Yusril dalam diskusi Menakar Pemilu Pasca Putusan MK di Jakarta, Selasa 17 Oktober 2023.
Namun, Harapan tinggal harapan. Yusril pun menyusul sejumlah nama lain yang sudah pupus harapan menjadi cawapres di Pilpres 2024.Â
Advertisement