5,7 Hektar Hutan Pinus Perhutani di Kota Batu Hangus Terbakar dalam Dua Hari

Aktivitas masyarakat membakar serasah memicu hutan pinus di Kota Batu hangus terbakar

oleh Zainul Arifin diperbarui 29 Okt 2023, 08:00 WIB
Diterbitkan 29 Okt 2023, 08:00 WIB
5,7 Hektar Hutan Pinus Perhutani di Kota Batu Hangus Terbakar dalam Dua Hari
Personel BPBD berusaha memadamkan api yang membakar hutan pinus perhutani di Songgokerto, Kota Batu, pada Jumat, 27 Oktober 2023. (BPBD Kota Batu)

Liputan6.com, Malang - Kebakaran hutan dan lahan selama dua hari berturut-turut terjadi di kawasan Songgokerto, Kota Batu. Dampaknya, hampir 5,7 hektar (ha) hutan pinus Perhutani habis dilalap api.

Data Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kota Batu, hutan pinus Perhutani yang terbakar itu seluas 3,7 ha di petak 82A dan 82B pada Jumat (27/10) dan 2 ha di petak 82A pada Sabtu (28/10) ini.

Kepala pelaksana BPBD Kota Batu, Agung Sedayu, mengatakan penyebab kebakaran hutan itu dipicu pembakaran serasah (patahan ranting dan daun kering) yang kemudian ditinggalkan.

"Dibakar dan ditinggal, api tak terkendali sehingga membakar hutan," kata Agung dalam keterangan tertulis, Sabtu (28/10/2023).

Tim gabungan yang terdiri dari BPBD, TNI, Polri, Perhutani dan relawan bencana memadamkan kebakaran secara manual, membuat sekat bakar dan menyemprotkan air.

Angin kencang dikhawatirkan membuat kebakaran cepat meluas. Beruntung upaya cepat tim gabungan berhasil, api padam hari itu juga sehingga sehingga tak membuat kebakaran meluas. 

"Selain pohon pinus yang terbakar, peristiwa ini juga merusak lingkungan," ujar Agung.

Karhutla di kawasan Songgokerto, Kota Batu, itu diduga disebabkan aktivitas masyarakat. Terutama di lahan hutan yang sekarang dikelola untuk jadi lahan pertanian. 

 

 

Imbau Tak Bakar Serasah

BPBD Kota Batu mengimbau kepada seluruh masyarakat agar tak bertindak gegabah selama musim kemarau panjang ini. Kondisi sekarang ini membuat hutan mudah terbakar.

Terutama masyarakat di sekitar hutan agar tidak membakar serasah di lahan pertanian. Sebab bila angin kencang, itu berpotensi meluas hingga menghanguskan hutan.

"Jangan bakar sisa tanaman di area lahan yang mengering lalu meninggalkan. Tunggu sampai padam," kata Agung Sedayu.

 

 

 

 

Infografis Siaga Darurat Karhutla Saat Pandemi Covid-19. (Liputan6.com/Triyasni)
Infografis Siaga Darurat Karhutla Saat Pandemi Covid-19. (Liputan6.com/Triyasni)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya