Liputan6.com, Surabaya - Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Jawa Timur mencatat terdapat 149 desa devisa yang tersebar di seluruh wilayah Jatim per 31 Desember 2023.
Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa mengaku optimistis kinerja ekspor usaha mikro, kecil, menengah (UMKM) di provinsi yang dipimpinnya akan terus meningkat di tahun 2024.
Baca Juga
"25 persen dari total sebanyak 613 desa devisa yang terdata se-Indonesia berada di Jatim," katanya melalui keterangan tertulis yang diterima di Surabaya, Selasa (9/1/2024).
Advertisement
Selain, juga tercatat ada delapan Desa Pendulum Devisa yang berada di Provinsi Jawa Timur.
Gubernur Khofifah menyatakan komitmen untuk terus mengembangkan program desa devisa bekerja sama dengan Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia (LPEI) dan Desa Pendulum Devisa, serta Bank Jatim.
"Program desa devisa menjadi salah satu upaya untuk memaksimalkan ekspor komoditas unggulan Jatim," ujarnya.
Khofifah mengungkapkan beragam komoditas desa devisa antara lain tenun gedog asal Tuban, jahe serta gula aren (Pacitan), dan batik aroma terapi (Bangkalan).
Selain itu juga ada kopi (Bondowoso), daun kelor (Sumenep), gendang jimbe (Blitar), udang vaname (Situbondo) dan rumput laut (Sidoarjo).
Â
Pembinaan Intensif dari Pemerintah
Menurutnya pelaku usaha yang tergabung dalam Program Desa Devisa maupun Desa Pendulum Devisa akan mendapatkan pembinaan intensif dari pemerintah setempat.
Langkah tersebut, kata dia, demi peningkatan kualitas produk, manajemen keuangan dan pemasaran, serta fasilitasi pembiayaan ekspor.
"Semua ini terbentuk atas sinergi dan kolaborasi yang baik antara Pemprov Jatim, Pemkab/Pemkot, LPEI, Bank Jatim serta pelaku usaha," ucapnya.
Dengan jumlah desa devisa yang dimiliki Jatim ini, pihaknya optimistis akan menjadi pendongkrak kinerja ekspor di Jatim.
Advertisement