Liputan6.com, Lumajang - Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik BPBD Lumajang Yudi Cahyono menyatakan, pihaknya memantau Gunung Semeru erupsi setiap hari selama beberapa hari terkhir ini.
Hal itu, bedasarkan informasi yang didapat dari Pos Pengamatan Gunung api Semeru di Gunung Sawur Lumajang.
“Hasil pengamatan hampir setiap hari terjadi erupsi. Namun skalanya kecil dan tidak berdampak pada warga yang berada di lereng Gunung Semeru,” ujarnya, Jumat (26/1/2024).
Advertisement
Berdasarkan data informasi letusan gunung api di laman resmi Kementerian ESDM, tercatat Gunung Semeru mengalami erupsi setiap hari sejak hari Senin 22 Januari 2024 pada pukul 15.40 Wib. Namun, visual letusan tidak teramati dan erupsi terekam di seismograf dengan amplitude maksimum 22 mm dan durasi 101 detik.
Sedangan pada Selasa 23 Januari 2024 terjadi erupsi sebanyak duan kali pada pukul 15.48 Wib dengan visual letusan tidak teramati dan erupsi itu terekam di seismograf dengan amplitude maksimum 22mm dan durasi 128 detik.
Erupsi Gunung Semeru kedua terjadi pada pukul 18.53 Wib dengan ketinggian abu vulkanik teramati sekitar 800 meter di atas puncak dan erupsi itu terekam di seismograf dengan amplitude maksimum 22 mm dan durasi 123 detik.
Pada hari Rabu 24 Januari 2024 terjadi erupsi sebanyak tiga kali yakni pada pukul 07.25 Wib dengan ketinggain abu vulkanik teramati sekitar 700 meter di atas puncak.
Erupsi kedua terjadi pada pukul 08.55 Wib dan erupsi ketiga terjadi pada pukul 19.14 Wib dengan tinggi kolo abu teramati 700 meter di atas puncak jonggring Saloko.
Kemudian pada Kamis 25 Januari terjadi dua kali erupsi pada pukul 05.06 Wib dengan ketinggian abu vulkanik teramati sekitar 900 meter di atas puncak dan pukul 16.14 Wib dengan tinggi kolom abu ulkanik teramati sekitar 800 meter di atas puncak.
Tidak Ada Dampak Akibat Erupsi
“Kita sudah melakukan pemantauan dan hasilnya tidak ada dampak akibat erupsi yang terjadi selama beberapa hari terakhir ini,”paparnya.
Jumlah erupsi Gunung Semru yang pernah tercatat sejak 1 Januari hingga 25 Januari pukul 19.00 Wib sebanyak 14 kali seiring dengan status Gunung Semeru tersebut masih siaga atau level III Ia engimbau kepada masyarakat agar tidak melakukan aktivitas apapun di sektor Tenggara di sepanjang Besuk Kobokan, sejauh 13 km dari puncak erupsi.
Di luar jarak itu masyarakat tidak boleh melakukan aktivitas pada jarak 500 meter dari tepi Sungai di sepanjang Besuk Kobokan karena berpotensi terlanda perluasan awan panas dan aliran lahar hingga jarak 17 km dari puncak.
“Warga juga tidak boleh beraktivitas dalam radius 5 km dari kawah Gunung Semeru karena rawan terhadap bahaya lontaran batu pijar,” tuturnya.
Advertisement