BMKG Ungkap Penyebab Suhu Dingin Landa Sebagian Pulau Jawa

Fenomena suhu dingin tersebut dinilai BMKG adalah situasi biasa terjadi pada medio Juli - Agustus (puncak musim kering) dan diprakirakan bisa sampai dengan bulan September.

oleh Tim Regional diperbarui 17 Jul 2024, 05:05 WIB
Diterbitkan 17 Jul 2024, 05:05 WIB
Embun Upas Turun Lagi di Dieng, Fenomena Alam yang Buat Suhu Hampir 0 Derajat
Tangkapan layar dari video yang menunjukkan suhu super dingin di Dieng yang membuat air di dalam sampah styrofoam membeku pada 29 Mei 2024. (dok. Instagram @aryadidarwanto/https://www.instagram.com/reel/C7iXwGmPpFG/?utm_source=ig_web_copy_link&igsh=MzRlODBiNWFlZA==/Rusmia Nely)

Liputan6.com, Jakarta Deputi Bidang Meteorologi BMKG Guswanto mengungkapkan keberadaan angin monsun Australia dan posisi matahari yang berada di sisi utara bumi, menjadi pemicu suhu dingin melanda sebagian besar wilayah di Pulau Jawa.

Menurutnya, angin monsun Australia (Timur) yang kering dan membawa sedikit uap air tersebut saat ini berhembus menuju benua Asia dengan melewati perairan Samudera Hindia.

Analisa tim meteorologi BMKG mendapati di saat yang bersamaan suhu permukaan laut di perairan Samudera Hindia juga dalam kondisi yang relatif lebih rendah, sehingga berpengaruh membawa suhu dingin pada wilayah Indonesia.

Fenomena suhu dingin tersebut dinilai BMKG adalah situasi biasa terjadi pada medio Juli - Agustus (puncak musim kering) dan diprakirakan bisa sampai dengan bulan September.

Menurutnya, fenomena seperti itu akan menyasar wilayah bagian selatan ekuator atau khatulistiwa dalam hal ini, Pulau Jawa, Bali, dan Nusa Tenggara, yang terasa akan lebih dingin dari biasanya.

Namun biasanya Pulau Jawa akan lebih dingin karena bertopografi pegunungan atau dataran tinggi, seperti Banjarnegara Jawa Tengah (Dieng), Lumajang hingga Pasuruan di Jawa Timur (Semeru, Bromo), kemudian Wonosobo dan Temanggung (Gunung Sindoro - Sumbing) dan Lembang Bandung di Jawa Barat.

Dipengaruhi Posisi Matahari

Embun Upas Turun Lagi di Dieng, Fenomena Alam yang Buat Suhu Hampir 0 Derajat
Tangkapan layar yang menunjukkan suhu hampir 0 derajat di Dataran Tinggi Dieng pada pagi hari Rabu (05/06/2024). Suhu super dingin ini disebut sebagai fenomena 'Embun Upas'. (dok. Instagram @aryadidarwanto/https://www.instagram.com/reel/C7z_DxlyVgU/?utm_source=ig_web_copy_link&igsh=MzRlODBiNWFlZA==/Rusmia Nely)

BMKG memprakirakan sejumlah wilayah tersebut dalam beberapa waktu ke depan masih bersuhu lebih dingin pada pagi, dengan titik minimumnya berlangsung pada malam hari.

Hal demikian juga dipengaruhi oleh posisi matahari yang sedang berada di belahan utara bumi, sehingga wilayah Indonesia khususnya bagian selatan khatulistiwa menerima sedikit sinar matahari secara langsung dan menjadikan suhu udara lebih rendah.

Dalam kondisi tersebut BMKG mengimbau masyarakat untuk tetap mengkonsumsi air minum secara cukup, melengkapi makanan atau minuman mengandung vitamin C, dan vitamin D, sehingga imun tubuh tetap terjaga menghadapi fenomena penurunan suhu.

Infografis Petaka Banjir Lahar Dingin Gunung Marapi di Sumbar. (Liputan6.com/Abdillah)
Infografis Petaka Banjir Lahar Dingin Gunung Marapi di Sumbar. (Liputan6.com/Abdillah)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya