Memiliki cuaca atau iklim yang berangin, Kendari termasuk pulau yang dekat dengan air terjun. Kota ini ditemukan pada tahun 1831 oleh pembuat peta asal Belanda bernama Vosmaer. Pada tanggal 9 Mei 1832 Vosmaer membangun istana raja Suku Tolaki bernama TEBAU di sekitar pelabuhan Kendari hingga akhirnya tanggal 9 Mei selalu dirayakan sebagai hari jadi Kota Kendari. PERPU No. 2 Tahun 1964 pun telah menetapkan bahwa Kendari termasuk dalam Provinsi Sulawesi Tenggara.
Jumlah penduduk di Kendari setiap tahunnya terus meningkat. Kendari juga termasuk kota yang banyak dikelilingi oleh laut dan bersebelahan dengan Pulau Bungkutoko dan Pulau Bukori. Kota Kendari juga menghasilkan banyak kerajinan tangan yang dihasilkan dari sumber daya laut juga kerajinan perak yang menjadi salah satu andalan kota ini.
Batik Air membuka rute terbang baru Jakarta - Kendari
Anak usaha Lion Group, Batik Air membuka rute baru dan menambah frekuensi ke sejumlah kota di Sulawesi. Rute baru tersebut mencakup penerbangan kota dari Sulawesi ke Bandara Soekarno Hatta juga Juanda Surabaya. Salah satu rute yang dibuka adalah penerbangan Bandara Soetta-Kendari, Sulawesi Tenggara. Capt. Achmad Luthfie, Direktur Utama Batik Air merasa terhormat dengan kesediaan Gubernur Sulawesi Tenggara, Nur Alam, untuk ikut dalam peresmian penerbangan perdana Batik Air menuju Kendari.
Pelabuhan baru di Kendari
Kepala Biro Komunikasi dan Informasi Publik Kementerian Perhubungan, Hemi Pamurahardjo, menjelaskan bahwa informasi pelabuhan yang dibangun dengan dana APBN sebesar Rp 204,217 miliar sejak 2009 hingga 2015 ini berlokasi terpisah dari pelabuhan Kendari saat ini. "Lokasinya persis di mulut Teluk Kendari yang menjadi tempat pertemuan arus keluar masuk air laut dari Teluk Kendari serta dari Laut Banda," kata Hemi, Selasa (26/4/2016). Letak geografis ini membuat daerah tersebut kaya dengan plankton yang menjadi sumber makanan bagi berbagai jenis ikan laut dalam maupun ikan pesisir.