Tak Lagi Produksi Ponsel, Nokia Garap Mobil Pintar

Nokia sebenarnya telah lama memiliki divisi Navteq yang menyediakan teknologi perpetaan dan sistem navigasi untuk kendaraan.

oleh Adhi Maulana diperbarui 08 Mei 2014, 09:40 WIB
Diterbitkan 08 Mei 2014, 09:40 WIB
Tak Lagi Produksi Ponsel, Nokia Serius Garap Mobil Pintar
Nokia Here Car (neowin.com)

Liputan6.com, Espoo - Sejak divisi perangkat dan layanan Nokia diakuisisi oleh Micrsoft, maka kini secara resmi Nokia tak lagi bermain di bisnis perangkat mobile. Perusahaan yang berbasis di Finlandia itu kabarnya telah mengalihkan fokus ke sejumlah lini bisnis lain yang dinilai akan menjadi tren di masa depan, salah satunya adalah pengembangan bisnis mobil pintar.

Dilansir laman Cnet, Kamis (8/5/2014), Nokia bahkan dilaporkan telah menyiapkan dana sebesar US$ 100 juta untuk mengembangkan mobil pintar.

"Mobil pintar akan menjadi sebuah platform baru, seperti ketika ponsel berevolusi menjadi smartphone yang didukung dengan ekosistem aplikasi dan layanan pendukungnya," kata pimpinan Nokia Growth Partners, Paul Asel.

Asel pun menyatakan keoptimisan Nokia di sektor bisnis mobil pintar. Ia menjelaskan bahwa Nokia telah lama memiliki divisi Navteq yang menyediakan teknologi perpetaan dan sistem navigasi untuk kendaraan.

Selain itu, Nokia juga memiliki teknologi Here Maps yang sejauh ini berjalan cukup baik sebagai aplikasi perpetaan di perangkat smartphone dan tablet berbasis Windows Phone.

Menanggapi peluang usaha baru yang sedang dijajaki perusahaannya, CEO baru Nokia Rajeev Suri juga menunjukkan keoptimisannya.

"Dana sebesar US$ 100 juta yang kami persiapkan memperlihatkan keyakinan kami bahwa teknologi mobil yang terkoneksi dengan internet dan berbagai layanan memiliki kesempatan untuk bertumbuh dengan pesat. Maka dari itu, Nokia Growth Partner tidak akan segan untuk berinvestasi secara besar-besaran," jelas Suri.

Sebelum Nokia, Google diketahui telah lebih dulu mengembangkan teknologi mobil pintar. Bahkan teknologi mobil yang bisa 'mengemudi sendiri' milik Google itu disinyalir bakal siap dikonsumsi publik pada 2017 hingga 2025 mendatang.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya