FBI: Enkripsi Data di Ponsel Justru Bahayakan Negara

"Penambahan enkripsi untuk mengamankan data di iOS dan Android ialah hal yang harus disesalkan," ungkap kepala FBI, James Comey.

oleh Denny Mahardy diperbarui 19 Okt 2014, 15:10 WIB
Diterbitkan 19 Okt 2014, 15:10 WIB
Direktur FBI dan Jaksa Agung AS

Liputan6.com, Privasi dan keamanan data pribadi pengguna kini menjadi fokus utama sebagian pembuat perangkat maupun sistem operasi mobile. Namun, biro investigasi federal Amerika Serikat (FBI) justru menilai ini sebagai ancaman bagi keamanan negara.

Pernyataan itu diungkap Kepala FBI, James Comey pada sebuah pertemuan di Brookings Institutions. Di tengah pertemuan tersebut Cormey dengan tegas mengungkap penilaian negatifnya atas enkripsi di smartphone.

Pejabat badan rahasia Negeri Paman Sam itu mengatakan pula bahwa enkripsi di smartphone menjadi subjek bagi para pucuk pimpinan di FBI dan menyebutkannya sebagai 'ancaman yang menjerumuskan kita semua ke dalam tempat yang sangat gelap'.

Penilaian Comey itu sebenarnya bertentangan dengan apa yang diinginkan para pengguna perangkat pintar. Belakangan ini perusahaan pembuat sistem operasi mobile berusaha untuk memenuhi permintaan pasar untuk memberikan keamanan yang lebih baik menyusul adanya informasi pengintaian oleh NSA (badan keamanan rahasia AS) yang dibocorkan Edward Snowden.

"Penambahan enkripsi untuk mengamankan data di iOS dan Android ialah hal yang harus disesalkan," ungkap Comey seperti dikutip dari Phone Arena.

Comey menilai langkah itu akan membuat kedua perusahaan itu tak akan lagi membuka peluang agar tablet dan ponsel bisa memberikan foto, dokumen, email dan rekaman. Padahal berbagai file tersebut biasa digunakan dalam urusan pelacakan dan investigasi demi keamanan negara.

"Enkripsi ialah titik penjualan yang valid bagi penjualan smrtphone dan tablet. Namun ini sebuah kerugian yang besar sangat besar bagi penegakan hukum," kata Comey lagi.

Google dan Apple memang tengah berfokus meningkatkan enkripsi demi keamanan data pengguna perangkat Android dan iOS. Peningkatan yang ada di sistem operasi mobile itu membuat lembaga rahasia hanya bisa mendapatkan informasi pengguna lewat metadata yang mencakup nomor telepon dan data lokasi.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya