Liputan6.com, Jakarta - Siapa yang tak kenal game klasik RPG (Role Playing Game) populer besutan Square Enix (yang dulunya Square Soft) -- Chrono Trigger? Game RPG yang banyak digandrungi para gamer pada masanya ini ternyata baru saja merayakan 20 tahun anniversary-nya pada 11 Maret lalu.Â
Chrono Trigger pertama kali dirilis untuk konsol Super Famicom pada 11 Maret 1995 di Jepang. Game ini merupakan kolaborasi sekumpulan para kreator dan game designer RPG ternama, seperti Hironobu Sakaguchi (kreator seri game Final Fantasy), Yuji Horii (kreator seri game Dragon Quest) dan juga Akira Toriyama (kreator manga Dragon Ball dan juga melakukan art character design di Chrono Trigger).Â
Meskipun digarap oleh kreator FF (Final Fantasy) dan Dragon Quest, Chrono Trigger sendiri bukan merupakan game yang menggabungkan elemen FF dan Dragon Quest. Chrono Trigger justru mampu menampilkan citra game RPG klasik yang `cantik` dan berkelas, meskipun tampil dalam tampilan visual RPG 16-bit.
Dalam rangka mengenang 20 tahun game RPG fenomenal ini, Tim Tekno Liputan6.com akan kembali me-review Chrono Trigger. Simak ulasannya mengapa game ini menjadi `timeless`Â bagi para gamer dan mampu membuat mereka tak bosan-bosan untuk memainkan Chrono Trigger.
>>> Selanjutnya
Gameplay
Gameplay RPG menarik
Chrono Trigger menghadirkan banyak fitur ciri khas RPG klasik yang benar-benar sempurna. Benang merah keunikan game ini adalah para pemain akan mengontrol para karakter untuk menjelajahi dunia antar waktu.
Elemen RPG klasik lain yang muncul adalah dihadirkannya traditional world map, dimana para karakter bisa menjelajahi dunia luar yang begitu luas dan menemukan banyak misi untuk dituntaskan. Sistem battle game ini juga cukup seru, dengan turn-based system yang sama dengan seri FF, para karakter bisa melancarkan aksi serangannya ketika bar meter mereka telah terisi penuh, dan para pemain bisa memilih jenis serangan yang ingin dilakukan.
Chrono Trigger cukup tergolong inovatif dalam menggunakan skill karakter yang dimiliki. Para karakter game ini mempunyai akses untuk memakai kemampuan unik mereka atau lebih sering disebut `Techs`. Tak hanya itu, anggota tim bisa menggabungkan ability serangan mereka untuk bisa membuat serangan yang lebih kuat. Elemen ini tentunya membuat battle di Chrono Trigger terasa seru dan intens.
Sistem battle disini juga tidak menghadirkan transisi dari lokasi Anda berjalan ke lokasi pertarungan. Para pemain akan langsung menghadapi musuh di lokasi tersebut dan juga bisa menghindari pertarungan sesuka Anda. Ini tentunya membuat battle di Chrono Trigger nampak mulus dan nyata.
>>> Selanjutnya
Advertisement
Storyline
Storyline kompleks, namun menarik
Storyline di game ini lebih menekankan ke masing-masing karakternya. Di game ini, Chrono sebagai karakter utama yang juga merupakan silent protagonist (tidak berbicara selama permainan) harus berpetualang dengan temannya, Marle dan Lucca menjelajahi dunia lintas zaman.
Dengan bisa melakukan time travel, para karakter tentunya bisa menjelajahi masa lalu, masa sekarang, bahkan masa depan untuk melihat dunia yang berbeda dan menuntaskan misi-misi yang ada di masing-masing zaman.
Begitu kompleksnya cerita yang bergulir di game ini tentunya membuat para fans Chrono Trigger banyak berspekulasi apa yang sebenarnya terjadi dan menyebabkan Chrono bisa melakukan petualangan lintas zaman bersama teman-temannya. Hal ini tentunya menjadi nilai plus untuk game ini karena time travel sebagai salah satu benang merah Chrono Trigger menjadi konsep storyline yang unik dan menarik.
Game RPG pada umumnya hanya memiliki konsep storyline linear yang relatif, dan memiliki satu ending yang tetap. Namun, Chrono Trigger memiliki lebih dari sepuluh ending yang berbeda. Hal ini justru memberikan para fans Chrono Trigger untuk memainkan game yang berdurasi lebih dari 13 jam ini berkali-kali untuk bisa menelisik storyline game ini lebih dalam.
Mungkin konsep game yang memberikan ending yang bervariasi terdengar klise pada saat sekarang, namun bagi Chrono Trigger, hal tersebut cukup unik dan membuatnya menjadi game yang berbeda dari game lainnya pada tahun 1995.
>>> Selanjutnya
Karakter & Soundtrack
Variasi karakter unik
Di setiap game RPG, pasti terdapat beberapa karakter `filler` atau pengisi kekosongan cerita, yang hanya sekedar meramaikan game tersebut. Sebut saja karakter Strago yang hadir di Final Fantasy VI, atau karakter Cait Sith di Final Fantasy VII. Pernahkan Anda berpikir apakah peran mereka penting untuk storyline game tersebut? Tentunya, tidak sama sekali.
Bagi roster karakter Chrono Trigger, ternyata hadirnya variasi karakter ini memegang peranan penting di cerita game ini. Hadir dengan tujuh karakter, Chrono Trigger ini mampu memberikan masing-masing tokoh yang memiliki karakteristik unik dan kelebihan yang diperhitungkan.
Siapa yang tidak mencintai karakter reptil bangsawan Frog? ataupun ada juga yang nge-fans dengan karakter Marle karena terkenal dengan antusiasme dan sifat rebel-nya, ataupun Magus yang misterus. Beberapa karakter lain pun menjadi ikon game ini, sebut saja Luca, Robo, dan juga Ayla. Bahkan sekalipun untuk Chrono yang tidak pernah mengeluarkan sepatah kata pun justru menjadi karakter yang memorable bagi para gamer.
Soundtrack melekat di hati
Chrono Trigger merupakan salah satu game yang memiliki soundtrack yang indah dan mampu melekat di hati para pemainnya. Tak tanggung-tanggung, Yasunori Mitsuda dan Nobuo Uematsu ternyata menjadi music director pada saat itu. Beberapa track game ini pun memberikan nuansa khas ke masing-masing cerita dan para karakternya.
Seperti alunan musik kemenangan `Frog's Theme`, lantunan musik melankolis `Wind Scene`, musik pertarungan yang epik dan masih banyak track lain yang pastinya tak akan bosan untuk didengar berulang kali.
>>> Selanjutnya
Advertisement
Seri lanjutan
Seri lanjutan
Ketika dirilis untuk Super Famicom/Super Nintendo, Square sempat berencana untuk menghadirkan Chrono Trigger ke sistem lainnya, termasuk PlayStation dan juga Nintendo DS.
Game ini sempat mendapatkan beberapa sekuel. Sekuel pertama game ini dirilis pada tahun 1996 dengan judul `Radical Dreamers`. Hadir dalam bentuk buku berilustrasi, Radical Dreamers hanya dirilis secara ekslusif di Jepang.
Tak berhenti sampai disitu, ternyata Square Soft merilis sekuel berikutnya dengan judul Chrono Cross untuk konsol PS1 di tahun 1999. Meskipun menghadirkan karakter dan storyline yang berbeda, Chrono Cross memiliki referensi subliminal (beberapa pesan tak terlihat) yang berusaha untuk memperlihatkan kaitan cerita yang terjadi di game ini ke Chrono Trigger.
Kesimpulan
Sangat disayangkan bahwa Chrono Cross ternyata merupakan game serial `Chrono` yang terakhir hadir. Jika dilihat dari game-game RPG lain, beberapa developer mampu merilis judul-judul game lanjutan dengan melanjutkan cerita yang pernah ada. Sebut saja Namco dengan seri `Tales`-nya yang sudah hadir lebih dari 15 sekuel.
Sangat aneh untuk pihak Square Enix yang sekarang gemar menganakpinakan seri-seri game-nya menjadi sekuel. Sebut saja Final Fantasy yang sudah dibuat hampir menjadi 15 sekuel, dan juga Dragon Quest yang sudah hadir dalam 10 sekuel. Sepertinya mereka melupakan nasib Chrono Trigger dan Chrono Cross yang memiliki kans kuat karena storyline-nya sangat berpotensi untuk dibuat seri lanjutan.
Secara keseluruhan, Chrono Trigger menjadi salah satu game RPG nostalgia yang menyajikan gameplay dengan cita rasa keaslian game RPG yang pernah ada pada masanya. Semoga saja masih ada game-game RPG pada masa sekarang yang mampu mengadaptasi elemen-elemen di game ini, atau semoga saja pihak Square Enix mampu membangkitkan game ini kembali ke sebuah bentuk baru dengan kembali membawa roh Chrono Trigger, baik dalam bentuk remake, sekuel, ataupun sebuah film.
(jek/dew)