Pecinta Kopi Starbucks Jadi Sasaran Empuk Hacker

Kapersky Lab memperhatikan bahwa AS dan Argentina adalah negara-negara yang menjadi sasaran utama.

oleh Adhi Maulana diperbarui 22 Agu 2015, 16:10 WIB
Diterbitkan 22 Agu 2015, 16:10 WIB
Bocah Temukan Kamera Tersembunyi di Toilet Starbucks California
Kenyamanan Anda mungkin akan hilang. Bocah 5 tahun tak sengaja menemukan kamera tersembunyi di toilet Starbucks Coffee California.

Liputan6.com, Jakarta - Baru-baru ini, salah satu pakar keamanan Kaspersky Lab mendapatkan pesan dari salah satu temannya di Mexico via Whatsapp. Menurut pesan tersebut, Starbucks memberikan voucher berbelanja jika bersedia turut serta dalam survei yang diadakan.

Namun, ketika diselidiki yang ditemukan ternyata hal ini adalah aksi penipuan klasik yang menyalahgunakan brand Starbucks. Director of Global Research & Analysis Team (GREAT)Kaspersky Lab, Dmitry Bestuzhev, mengatakan, "Kami memperhatikan adanya aksi penipuan aktif yang menargetkan para pecinta kopi Starbucks. Tampaknya aksi ini merupakan tindak uji coba untuk perkembangan lebih lanjut, baik dari segi geografi maupun niatan jahat."

Untuk saat ini, Kapersky Lab memperhatikan bahwa AS dan Argentina adalah negara-negara yang menjadi sasaran utama. Scammers mencoba untuk memperdayai pengguna mobile dan desktop di dua negara ini.

Ketika korban mengklik link dalam pesan Whatsapp di perangkat mobile, maka mereka akan diarahkan ke survei palsu Starbucks dengan beberapa script yang dirancang untuk menyesuaikan aksi penipuan ini sesuai dengan kota asal dan mata uang lokal. Jika korban memiliki kesabaran untuk menyelesaikan survei ini, maka scammers juga akan meminta korban menyebarkan pesan survei ini ke 10 orang di kontak mereka.

Ini adalah cara yang digunakan untuk menyebarluaskan aksi penipuan dengan memperoleh bantuan dari korban yang ditipu untuk memangsa teman-teman mereka.

Script kemudian mengarahkan korban ke URL yang kemudian mengarahkan korban ke situs web lain untuk layanan "Technical Support" palsu yang dimaksudkan untuk menakut-nakuti korban supaya menyediakan akses remote ke dalam sistem mereka. Pop-up mengatakan bahwa rincian kartu kredit, password, e-mail dan data lainnya milik korban telah diketahui dan berisiko untuk dimanfaatkan.

(dhi/isk)

 

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya