Liputan6.com, Jakarta - Rencana pemerintah untuk memperluas penetrasi internet hingga ke pelosok, mendapat antusias tinggi dari para operator telekomunikasi. Buktinya tender pembangunan serat optik Palapa Ring tahap II banyak diminati.
PT XL Axiata Tbk (XL) dan PT Indosat Tbk (Indosat) menjadi dua pihak yang paling meminati tender tersebut. Namun, keduanya ingin pemerintah menyediakan insentif bagi operator yang nantinya melaksanakan pembangunan Palapa Ring itu.
Ditemui seusai acara Undian Berhadiah XL, Presiden Direktur XL Axiata, Dian Siswarini, berharap agar pembangunan ini dapat adil bagi pengguna layanan maupun operator. Menurutnya, diperlukan dukungan insentif dalam bentuk apapun.
"Selama ini proyek seperti itu terfokus pada pembangunan saja. Padahal, ada hal penting lainnya, yaitu pemeliharaan fiber optik. Kami inginnya ada insentif pada pemeliharaan," kata Dian, Senin (24/8/2015).
Saat ini, kata Dian, pihaknya belum mengetahui paket mana yang akan diambil. Dian berujar pihak XL baru mengambil dokumen prakualifikasi.
Sementara, Alexander Rusli, Presiden Direktur Indosat, menilai bentuk insentif bisa bermacam-macam. Sayangnya, insentif masih dalam tahap pembicaraan dengan pemerintah.
"Kami belum tahu incar paket apa, karena soal insentif belum jelas. Jika ditanya insentif seperti apa, bisa pengurangan Biaya Hak Penggunaan (BHP) frekuensi. Itu juga tergantung daerah masing-masing. Bagi kami insentif yang bisa mengurangi belanja modal (capex) dan biaya operasional kami," ujarnya saat ditemui pada kesempatan yang berbeda.
Pemerintah sendiri menggelar tender pembangunan serat optik Palapa Ring tahap II dengan tujuan menyediakan layanan broadband kepada pengguna dengan kecepatan minimal 10 Mbps di pedesaan dan 20 Mbps di perkotaan.
Sebelumnya, tender Palapa Ring hanya dibuka untuk dua paket, yakni Barat dan Tengah. Pemerintah pun mengubah jumlah paket menjadi tiga, yang terdiri dari Barat, Tengah, dan Timur.
Penambahan paket ini juga membuat total panjang serat optik Palapa Ring direvisi menjadi 8.479 km dengan total nilai proyek US$ 230,6 juta.
(cas/dhi)