Chip Implan Datang, Selamat Tinggal Kartu Gesek

Chip ini ukurannya sebesar butir beras dan ditanamkan di tangan, tepatnya di antara ibu jari dan telunjuk.

oleh Rinaldo diperbarui 24 Nov 2015, 12:23 WIB
Diterbitkan 24 Nov 2015, 12:23 WIB
Kaspersky Chip
Chip ini berukuran sebesar butir beras, dan dapat ditanamkan di antara ibu jari dan telunjuk. (Doc: unbolden26rssing.com)

Liputan6.com, Negeri Sembilan - Pernahkah Anda terpikirkan bahwa untuk membuka pintu kantor, mengambil uang di mesin ATM, membeli makanan atau buku, menyalakan ponsel pintar atau bahkan menyalakan mobil tak lagi menggunakan kartu, nomor PIN, atau kunci? Sekarang semuanya bisa dilakukan tanpa harus menggunakan alat-alat itu.

Sebuah kelompok penelitian dari Swedia bernama BioNyfiken membuktika untuk melakukan semua itu kini cukup hanya dengan menyentuhkan tangan ke objek yang diinginkan. Namun, Anda sebelumnya harus menanamkan chip di tangan Anda yang dapat menggantikan fungsi kartu, kunci, dan nomor PIN atau password.

BioNyfiken memulai penelitian chip implan sejak 2013. Chip yang terbuat dari kaca ini pertama kali ditanam di tubuh manusia pada Oktober 2014. Chip ini berukuran sebesar butir beras, dan dapat ditanamkan di tangan, tepatnya di antara ibu jari dan telunjuk.

Chip implan ini kemudian dikembangkan dan diperkenalkan oleh Kaspersky pada ajang IFA 2015 yang diselenggarakan pada September lalu di Berlin, Jerman.

Kini, lewat ketiga orang petingginya, Sergey Lozhkin, Rainer Bock, dan pendiri BioNyfiken, Hannes Sjoblad, Kaspersky Lab kembali memperkenalkan inovasinya tersebut Cyber Security Summit Apac 2015 di Port Dickson, Negeri Sembilan, Malaysia akhir pekan lalu. Apa saja kelebihannya? 

Tanpa Rasa Sakit

1. Tanpa Rasa Sakit

Berbicara di depan peserta pertemuan yang digagas Kaspersky Lab itu, Hannes Sjoblad mengatakan bahwa penggunaan chip ini sudah diujicobakan kepada lebih dari seratus orang, dan hasilnya memuaskan.

"Ini akan membantu kita mengatasi rumitnya menghapal kode angka atau huruf terkait banyaknya keperluan sehari-hari," kata Sjoblad yang mengaku juga telah memasang chip di tubuhnya.

Dia kemudian mendemonstrasikan penanaman chip ke tubuh salah seorang relawan. Karena ukuran chip yang tergolong sangat kecil, Sjoblad menjamin tak akan ada rasa sakit serta komplikasi lainnya karena chip terbuat dari kaca.

Dan benar saja, melalui proses yang singkat, chip implan pun terpasang di bawah kulit tangan si relawan yang tetap tersenyum sepanjang proses pemasangan dilakukan. Usai pemasangan, chip yang sudah tertanam pun bisa diraba dari luar oleh peserta pertemuan.

Menurut Sjoblad, chip ini menggunakan teknologi Near Field Communication (NFC) dengan spesifikasi 2x2 mm glass-encapsuled passive 13.56 MHz NTAG216 Chip, sehingga chip dapat berkomunikasi dengan segala alat yang juga memanfaatkan NFC.

"Dengan chip ini, Anda bisa membuka akses pintu kantor serta aktivitas lainnya. Bukankah akan lebih mudah hanya dengan menyentuhkan tangan?" ujarnya.

Jadi Alat Pemindai

2. Jadi Alat Pemindai

Untuk membuktikan itu, Rainer Bock, Corporate Communications Kaspersky, produsen piranti lunak antivirus dari Rusia yang sudah cukup lama memasang chip implan di tangannya, mendemonstrasikan kehandalan piranti yang tanpa kedaluwarsa ini.

Dia mendekatkan ponsel pintar miliknya yang dalam kondisi off ke bagian tangan yang ditanami chip. Hanya dalam hitungan detik, layar ponsel pintar yang tadinya gelap langsung menyala dan menampilkan agenda harian Bock.

"Selama saya memakai chip ini tak ada keluhan dan tak ada rasa sakit. Bahkan, hingga kini chip implan juga belum terbukti punya efek samping terhadap mereka yang punya penyakit bawaan," jelas Bock dalam perbincangan dengan para jurnalis dari Indonesia.

Ke depannya, chip yang dijual dengan harga sekitar US$ 90 ini juga bisa dimanfaatkan para penggunanya sebagai pengganti kartu nama yang biasanya dicetak di kertas.

Seorang pengguna dapat memprogram chip implan ini dengan teknologi NFC di ponsel pintar untuk menyimpan paket kontak, mulai dari nama, jabatan, perusahaan, nomor seluler, dan email.

Dengan begitu, jika ada sebuah ponsel pintar yang memindai pergelangan tangan seseorang yang telah memakai chip implan, ia bisa mendapatkan kontak orang tersebut tanpa perlu lagi meminta kartu nama.

Sedangkan untuk jangka panjang, penelitian bio teknologi BioNyfiken diarahkan agar chip implan ini juga bisa menjadi alat pembayaran, memonitor kesehatan, sampai pengganti password email. 

(ado/cas)

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya