Suka Mengunjungi Situs Dewasa? Awas, Privasi Anda Terancam!

Sementara pornografi sering dibahas dalam konteks moralitas, masih ada konteks keamanan dan privasi yang cenderung diabaikan.

oleh M Hidayat diperbarui 14 Des 2015, 08:55 WIB
Diterbitkan 14 Des 2015, 08:55 WIB

Liputan6.com, Jakarta - Kecanduan pornografi terus meningkat dari waktu ke waktu. Sejauh ini belum ada tanda-tanda bahwa tren ini akan berakhir dalam waktu dekat.

Tapi ada satu hal: sementara pornografi sering dibahas dalam konteks agama dan moralitas, masih ada konteks keamanan dan privasi yang cenderung diabaikan. Kemudian jika Anda berpikir bahwa masalah ini tidak akan pernah memengaruhi hidup Anda, Anda patut mempertimbangkan kembali pandangan Anda.

Berikut ini 5 alasan mengapa mengunjungi situs dewasa dapat mengancam privasi dan keamanan, seperti dikutip dari Make Use Of, Senin (14/10/2015).

1. Melacak Pengguna & Profil

Apakah Anda tahu dan sadar bahwa di web banyak orang atau lembaga yang dapat melacak Anda? Mereka juga dapat melacak banyak hal seperti tindakan yang Anda lakukan dan tautan mana yang paling Anda minati. Tentu saja data yang mereka dapat dari pelacakan ini akan mereka gunakan untuk kepentingannya, misalnya membuat profil Anda.

Profil-profil ini biasanya digunakan terkait dengan pemasaran sebuah produk. Sebagai contoh, setelah profil Anda diketahui, Anda secara tidak sadar akan selalu menemukan iklan yang Anda anggap relevan dengan minat Anda. Akan tetapi, hal yang lebih menakutkan adalah bahwa profil ini dapat digunakan untuk mengompilasi riwayat browsing Anda.

Pelacakan online sebetulnya dapat ditumbangkan oleh metode seperti browsing dalam modus privat--atau ada juga yang menyebutnya dengan istilah "incognito"--, membersihkan cookie pada browser Anda, dan memasang ekstensi antipelacakan. Tetapi sayangnya, sekarang taktik ini bahkan masih belum cukup untuk mengamankan privasi Anda.

Kebocoran Data & Pelanggaran

2. Kebocoran Data dan Pelanggaran

Satu kunjungan ke sebuah situs dewasa yang buruk ke depannya dapat mengakibatkan Anda diperas atau difitnah. Entah itu sebuah situs porno yang sebenarnya atau situs lainnya yang mungkin lebih 'polos' seperti situs kencan online. 'History' Anda di situs itu bisa digunakan untuk melawan Anda.

Tanya saja semua pengguna yang sebelumnya memercayai situs Ashley Madison. Ketika basis data (database) situs perselingkuhan online ini diretas (hacked) dan dirilis ke publik, jutaan kasus perselingkuhan pun terungkap.

Tidak hanya itu, informasi yang dirilis juga meliputi hal lain, seperti preferensi atau kecenderungan seksual dan data geografis. Karena semua ini, sejumlah orang telah menghadapi begitu banyak penghinaan, atau bahkan lebih parah lagi, kehidupannya terancam.

Jebakan & Penipuan

3. Jebakan & Penipuan

Penipuan adalah salah satu hal umum lainnya ketika kita bicara tentang situs dewasa. Orang-orang yang dengan senang hati mengeluarkan sejumlah uang demi konten porno sangat rentan terhadap tipuan yang menanti di balik setiap tautan dari konten tersebut.

Dengan begitu banyaknya konten porno yang tersedia secara gratis di web, Anda mungkin bertanya-tanya mengapa ada orang yang bersedia membayar untuk itu. Yang benar adalah kebanyakan pembeli konten porno adalah mereka yang mencari konten porno yang sangat spesifik, kategori sangat khusus, sehingga mereka bersedia membayar.

Selain itu, perlu Anda ketahui bahwa ada banyak penipu yang akan memanfaatkan keinginan pengguna yang tak terpuaskan. Setelah pengguna terpikat oleh uji coba (trial) dengan harga murah atau bahkan gratis, langganan yang sejatinya penipuan ini secara otomatis akan memperbarui harganya hingga selangit. Tiba-tiba, pengguna akan dikagetkan dengan tagihan US$ 120 setiap bulan, misalnya.

Apa yang baru saja disebutkan tidaklah terlalu menakutkan jika dibandingkan dengan ransomware--sejenis malware. Ketika pengguna mengunjungi situs dewasa, mungkin saja pengguna terinfeksi malware yang mengunci komputernya dan mengancam untuk melakukan sesuatu yang tidak diinginkan pengguna tersebut--misalnya membeberkan riwayat porno si pengguna kepada publik, melaporkannya ke otoritas berwenang terkait konten pornografi anak, dll--kecuali pengguna membayar sejumlah uang yang ditetapkan si penipu.

Malware

4. Malware

Sebelumnya telah disinggung mengenai ransomware, tetapi malware secara umum juga merupakan salah satu masalah yang lebih serius yang mungkin ditemui ketika mengunjungi situs dewasa. Ini juga merupakan risiko ketika seseorang mengunjungi situs web yang berhubungan dengan kegiatan ilegal.

Situs dewasa sendiri sebetulnya tidak mendistribusikan malware yang dimaksud. Mereka hanya ingin pengguna kembali dan tetap menggunakan layanan di web mereka, sehingga tidak benar-benar masuk akal untuk mempertaruhkan reputasi mereka dengan cara demikian. Situs dewasa yang legal (seperti di Amerika Serikat) tidak akan menambah masalah pada penggunanya.

Namun, ada hal yang disebut malvertising (malware advertising) dan ini adalah masalah sebenarnya. Singkatnya, malware lebih sering didistribusikan melalui jaringan periklanan.

Satu kali klik di sebuah tautan akan mengantarkan Anda untuk mengunduh virus, trojan, worm, atau malware lainnya di luar sana. Saat ini Malware masih terbilang berbahaya, dan itulah sebabnya mengapa penting bagi Anda secara teratur memindai komputer dan memasang program kemanan real-time dan tepercaya.

Konsekuensi Hukum

5. Konsekuensi Hukum

Orang-orang yang mengunjungi situs dewasa bisa berakhir dalam masalah hukum, jika tidak berhati-hati. Pornografi anak tengah merajalela dan masalah ini semakin buruk. Tetapi, sebagai seseorang yang sebetulnya benar-benar tidak ada niat untuk turut serta, pornografi anak dapat memengaruhi orang tersebut.

Di satu sisi, files dari tembolok di peramban pengguna (browser cache files) tidak dihitung sebagai kepemilikan, sehingga melihat sesuatu yang ilegal secara online juga tidak akan dihitung sebagai kepemilikan dari media tersebut, meskipun salinan files tembolok (cache files) itu berada pada komputer pengguna. Namun, file ilegal masih dapat menemukan jalannya ke sistem pengguna dengan cara lain.

Kembali ke tahun 2010, para pelaku kriminal menyimpan file pornografi anak ke komputer milik seseorang tak berdosa melalui virus. Jika terinfeksi, komputer milik orang itu akan memiliki konten porno anak tanpa ia menyadarinya--dan hal yang menakutkan adalah, perkataan "saya tidak tahu" juga merupakan pembelaan dari kasus pedofil sebenarnya.

Jika pengguna terinfeksi jenis malware seperti ini dari situs dewasa, ia bisa saja menghabiskan waktunya bertahun-tahun di balik jeruji besi.

Adapun orang-orang yang mendapatkan konten dewasa melalui situs berbagi file (file sharing), bisa dituntut atas pelanggaran hak cipta. Ini juga merupakan masalah potensial, jika mereka mengakses konten dewasa dengan metode torrent streaming.

(Why/Isk)

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya