Google Rogoh Rp 13,8 Triliun ke Apple Demi Mesin Pencari

Bocoran informasi ini diketahui berasal dari dokumen persidangan antara Google dan Oracle.

oleh Agustinus Mario Damar diperbarui 22 Jan 2016, 16:21 WIB
Diterbitkan 22 Jan 2016, 16:21 WIB
Logo Google
Kantor pusat Google. Foto: Digital Trends

Liputan6.com, Jakarta - Apple danGoogle diketahui selalu bersaing satu sama lain demi menunjukkan kepada pengguna, siapa yang terbaik. Kendati demikian, hubungan keduanya ternyata tidak selalu buruk. Sebab, Apple masih mengandalkan mesin pencari Google sebagai default di iPhone.

Namun, kerja sama itu bukan tanpa syarat. Bloomberg melaporkan, Google rela merogoh kocek US$ 1 miliar atau sekitar Rp 13,8 triliun di tahun 2014, untuk memastikan mesin pencarinya jadi pilihan utama pengguna iPhone.

Mengutip informasi dari laman Business Insider, Jumat (22/1/2016), bocoran informasi ini diketahui berasal dari dokumen persidangan antara Google dan Oracle. Sama seperti bocornya pendapatan Google dari Android--informasi ini semestinya merupakan hal yang rahasia.

Kendati demikian, informasi tersebut sudah terlanjur bocor ke publik. Bahkan, dalam laporan itu juga diketahui bahwa kedua perusahaan tersebut sudah menyepakati bagi hasil dari kerja sama ini. Jadi, Apple akan mendapat bagian ketika pengguna iPhone atau iPad melihat iklan Google dari mesin pencari utama.

Hanya saja, tidak dijelaskan lebih lanjut pembagian keuntungan dari kerja sama ini. Namun, informasi terbaru menyebutkan bahwa Apple mendapat 34 persen dari total pendapatan yang diperoleh Google.

Menanggapi bocornya informasi ini, Google tidak tinggal diam. Perusahaan ini juga telah meminta pengadilan agar informasi ini disegel dan menjadi bagian dari proses persidangan saja.

Sekadar informasi, perseteruan antara Google dan Oracle sudah terjadi cukup lama. Pada 2010, Oracle menuduh Google menggunakan versi modifikasi Java tanpa memberikan kompensasi.

Proses pengadilan yang dilalui keduanya pun cukup sengit. Diketahui beberapa kali keduanya saling mengajukan banding.

Akan tetapi, Mahkamah Agung Amerika Serikat menolak banding terakhir dari Google, sehingga kemungkinan besar pengadilan akan tetap memenangkan Oracle.

(Dam/Isk)

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya