Domain Kedaluwarsa Dipakai Hacker untuk Serang Korban

Nama domain yang kedaluwarsa menjadi cara baru hacker untuk menemukan celah ke dalam komputer pengguna yang lengah.

oleh Iskandar diperbarui 17 Mar 2016, 11:23 WIB
Diterbitkan 17 Mar 2016, 11:23 WIB
10 Hacker Ini Paling Berbahaya di Dunia
Peretas atau hacker ini merupakan orang yang mempelajari, menganalisis, memodifikasi, serta menerobos masuk ke dalam komputer.

Liputan6.com, Jakarta - Berbagai cara dilakukan hacker atau peretas untuk melumpuhkan korbannya. Kali ini, nama domain yang kedaluwarsa menjadi cara baru para peretasuntuk menemukan celah ke dalam komputer pengguna yang lengah.

Mereka meluncurkan kampanye iklan berbahaya minggu ini, yang menargetkan netizen dari situs-situs berita dan hiburan populer setelah mendapatkan kepemilikan web domain kedaluwarsa dari sebuah perusahaan periklanan.

Mengutip laman Huffington Post, Kamis (17/3/2016), netizen yang mengunjungi situs-situs berita seperti New York Times, Newsweek, BBC, dan AOL, mungkin telah menginstal malware pada komputer mereka jika mereka mengklik iklan berbahaya.

Bresntmedia.com, laman yang digunakan oleh hacker untuk menyisipkan malware--kedaluwarsa pada 1 Januari--telah didaftarkan lagi pada tanggal 6 Maret oleh pembeli yang berbeda. Demikian pernyataan peneliti keamanan di Trustwave SpiderLabs dalam sebuah blog.

Peneliti mengatakan, membeli domain dari sebuah perusahaan memungkinkan para peretas memperoleh trafik berkualitas tinggi dari situs web populer yang mempublikasikan iklan mereka secara langsung atau sebagai afiliasi dari jaringan iklan lainnya.

Juru bicara New York Times Jordan Cohen mengatakan, perusahaan sedang menyelidiki apakah serangan itu memiliki dampak yang besar atau tidak. "Ini berdampak pada iklan dari pihak ketiga dan itu berada di luar kendali kami," katanya.

Sementara itu, Newsweek, BBC, dan AOL belum memberikan komentar. Para peneliti juga menemukan dua nama domain media kedaluwarsa --envangmedia.com dan markets.shangjiamedia.com--digunakan oleh hacker yang sama.

(Isk/Cas)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya