Samsung Terus Rayu Konsumen Kembalikan Galaxy Note 7

Upaya Samsung mengumpulkan kembali Galaxy Note 7 dari konsumen, masih belum berakhir.

oleh Andina Librianty diperbarui 12 Des 2016, 13:12 WIB
Diterbitkan 12 Des 2016, 13:12 WIB
Samsung Galaxy Note 7
Samsung Galaxy Note 7 (Liputan6.com/Agustin Setyo Wardani)

Liputan6.com, Jakarta - Upaya Samsung mengumpulkan kembali Galaxy Note 7 dari konsumen, masih belum berakhir. Kali ini, perusahaan dilaporkan akan memastikan bahwa konsumen yang masih memiliki Galaxy Note 7, tidak akan lagi bisa menggunakan perangkat tersebut.

Dilansir GSM Arena, Senin (12/12/2016), operator telekomunikasi Amerika Serikat, U.S. Cellular dilaporkan menghubungi konsumen yang masih menggunakan Galaxy Note 7.

 

Perusahaan menjelaskan bahwa Samsung akan melakukan modifikasi software sehingga pengguna Galaxy Note 7 tidak bisa lagi mengisi daya baterai perangkat tersebut. Alhasil, ponsel tersebut tidak akan bisa lagi digunakan.

Sejauh ini, baru satu pengguna yang diketahui mendapatkan pesan tersebut. Sementara itu, pihak Samsung dan U.S. Cellular belum mengeluarkan pernyataan resmi.

Ini bukan kali pertama Samsung meminta konsumen mengembalikan unit Galaxy Note 7 milik mereka. Samsung sebelumnya sudah mengeluarkan pembaruan untuk handset di AS, yang membatasi pengisian daya baterai hanya bisa sampai 60 persen.

Samsung merasa waktu yang diberikan kepada konsumen untuk pengembalian produk, sudah cukup lama. Seharusnya konsumen dapat mengembalikan ponsel, yang juga sudah dilarang dibawa ke dalam penerbangan di AS.

Samsung juga sudah mengumumkan akan memutus koneksi atau menonaktifkan unit Galaxy Note 7 di Selandia Baru dan Australia pada 15 Desember 2016. Perusahaan juga sudah memutus koneksi di Note 7 yang ada di Kanada. Pengguna tidak lagi bisa melakukan panggilan telepon, serta tidak ada konektivitas WiFi dan Bluetooh.

Seperti diketahui, penarikan unit Galaxy Note 7 disebabkan meledaknya sejumlah perangkat tersebut di beberapa wilayah. Alhasil, Samsung memutuskan Galaxy Note 7 harus 'pensiun dini'.

(Din/Cas)

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya