Liputan6.com, Jakarta - Menurut laporan perusahaan riset eMarketer, wearable device seperti fitness tracker dan smartwatch tak mampu memenuhi ekspektasi sejumlah manufaktur.Â
Dikutip dari Phone Arena, Senin (26/12/2016), eMarketer pada Oktober 2015 memerkirakan jumlah pemilik wearable device di Amerika Serikat (AS) akan tumbuh lebih dari 60 persen pada 2016. Namun berdasarkan proyeksi terbaru, pertumbuhannya hanya akan mencapai 24,7 persen.
Advertisement
Baca Juga
Menurut catatan PC Mag, pemangkasan tersebut karena antusiasme terhadap wearable nyatanya tak berlangsung lama. eMarketer menilai, terlepas dari antusiasme pengadopsi awal, para manufaktur wearable gagal meyakinkan para konsumen bahwa produk mereka layak dibeli.
Dalam laporan yang sama juga disebutkan bahwa hampir 40 juta orang dewasa di AS menggunakan wearable device terkoneksi internet, setidaknya sekali sebulan. Angka tersebut jauh dari 63,7 juta yang diprediksi sebelumnya.
Pasar wearable device yang lesu diperkirakan karena keterbatasan fitur khusus dan juga harga jual. Hanya 15,8 persen populasi AS memiliki wearable device. Jumlahnya diprediksi akan tumbuh menjadi 21,1 persen pada akhir 2020, menyusul harga jual yang turun.
Untuk penggunaan wearable device, laki-laki akan lebih menghabiskan data ketika menggunakan perangkat tersebut, sedangkan menurut eMarketer, fitness tracker akan mulai mengambil alih penjualan wearable dengan makin banyak perempuan menggunakannya.
(Din/Why)