Liputan6.com, Jakarta - Selain meminta manajemen Grab untuk mengaktifkan kembali mitra pengemudi yang sudah diblokir, tuntutan lain yang juga panas diserukan pengemudi GrabBike pada demo yang berlangsung hari ini, Kamis (5/1/2017), adalah meminta kenaikan tarif perjalanan menjadi Rp 2.500 per kilometer.
Alasannya, para pengemudi merasa tarif yang kini tengah diterapkan Grab (Rp 1.500 per kilometer) terlalu rendah. Imbasnya, pendapatan mereka juga tak akan maksimal.
Menilai hal ini, Ridzki Kramadibrata selaku Managing Director Grab Indonesia, mengatakan bahwa Grab tentu akan mempertimbangkan poin itu, meski pada akhirnya mereka masih akan mempertahankan skema tarif Rp 1.500 per kilometer.
Advertisement
Baca Juga
"Mengenai tuntutan kenaikan tarif, ini jadi pertimbangan kami. Grab adalah perusahaan, bukan organisasi nirlaba. Kami mencari keuntungan, kami mendapatkan income dari lisensi yang didapatkan melalui bagian dari tarif yang dibebankan kepada pelanggan. Jika memang harus menaikkan tarif, ada ketentuan yang perlu kami tinjau lagi," kata Ridzki kepada Tekno Liputan6.com setelah demo usai di kantor pusat Grab Indonesia, Plaza Lippo Kuningan, Jakarta, Kamis (5/1/2016).
"Ketentuan yang harus dilihat seperti daya beli pelanggan, persaingan usaha dan pendapatan para pengemudi. Menaikkan tarif belum bisa mendapatkan hasil keseluruhan yang diinginkan. Kami sangat berhati-hati saat mengkalkulasikan ini setiap harinya agar pendapatan sesuai dan elastisitas tarif tetap berlangsung normal," ia menjelaskan.
Ridzki pun tak memungkiri jika pada akhirnya Grab nanti harus meningkatkan tarif, namun lagi-lagi yang harus diseimbangkan adalah faktor pelanggan, bisnis dan mitra.
"Hal ini menjadi faktor yang selalu menjadi pertimbangan, tanpa diminta pun kami ingin menetapkan biaya yg optimal, bukan yang tertinggi," ia menambahkan.
Terkait soal banyanya diskon yang diiming-imingi Grab kepada penumpang, ditampik Ridzki merupakan salah satu penyebab soal berkurangnya pendapatan Grab. Menurutnya, pihak Grab secara intensif memonitor setiap jenis promo yang berlalu.
"Sejak kita berdiri pun juga sudah ada diskon. Jumlah persentase diskon yang ada memang konstan. Pengemudi bahkan tetap mendapatkan kompensasi dari diskon yang berlangsung. Dari awal juga kita selalu memberikan insentif dalam skema waktu yang sama," tambahnya.
Sedangkan alur kompensasi yang diperoleh pengemudi pun dijamin Ridzki berjalan cepat. Untuk kompensasi non tunai, Grab bahkan sudah berupaya lebih cepat, bekerjasama dengan Bank Mandiri untuk menghadirkan fitur e-Cash yang bisa mencairkan kompensasi yang didapat kapan saja tanpa harus punya kartu ATM.
(Jek/Ysl)