Bos Qualcomm: VR Bakal Jadi Perangkat Mainstream

Ekosistem VR akan berkembang dengan sendirinya seiring dengan banyaknya pengembang konten aplikasi VR.

oleh Corry Anestia diperbarui 06 Jan 2017, 14:15 WIB
Diterbitkan 06 Jan 2017, 14:15 WIB
Logo Qualcomm Snapdragon di CES 2017
Logo Qualcomm Snapdragon di CES 2017. Liputan6.com/Corry Anestia

Liputan6.com, Las Kehadiran prosesor Snapdragon 835 baru-baru ini membawa sejumlah optimisme tersendiri bagi Qualcomm. Pasalnya, Snapdragon 835 dirancang untuk dapat menghubungkan lebih banyak perangkat komputasi, tak cuma smartphone dan PC.

Salah satu produk yang tengah digarap Qualcomm untuk memaksimalkan Snapdragon 835 adalah Virtual Reality (VR), yang digadang-gadang akan memberikan pengalaman audio dan grafis luar biasa oleh penggunanya.

Hugo Swart, Senior Director Product Management Qualcomm mengatakan, VR memang belum selaris perangkat mobile, seperti smartphone dan tablet. Bagi sebagian negara, VR belum terlalu dibutuhkan karena harganya masih mahal.

Namun, VR bisa menjadi produk mainstream. "Langkah awal yang tepat adalah memiliki smartphone. Sekarang banyak smartphone yang hadir dengan perangkat VR. Semakin banyak yang pakai, kian banyak pula kontennya," ujar Swart saat media session Qualcomm yang ditemui Tekno Liputan6.com di Las Vegas Convention Center, Kamis (5/1/2017).

Memang saat ini ekosistem VR belum mendukung lantaran aplikasinya masih sedikit. Akan tetapi, kata Swart, ekosistem VR akan berkembang dengan sendirinya seiring dengan banyaknya pengembang konten aplikasi VR.

"Gaming, konten 360 cam, virtual app untuk sektor properti akan memicu orang untuk memakai VR. Ke depannya, mereka bisa membeli rumah dengan mengandalkan konten VR. Saya pikir perlu ada edukasi soal ini," tandasnya.

Saat ini, belum banyak vendor yang memproduksi VR. Beberapa perusahaan yang sudah mengadopsi teknologi itu adalah Lenovo, Samsung, HTC, LG, dan Oculus.

(Cas/Isk)

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya