Ketika Startup Lokal Digembleng 'Ajaran' Silicon Valley

salah satu kiat utama Plug and Play dalam 'menggembleng' anak didiknya adalah membawa model bisnis startup dari pusatnya di Silicon Valley.

oleh Jeko I. R. diperbarui 09 Mei 2017, 12:00 WIB
Diterbitkan 09 Mei 2017, 12:00 WIB
Plug and Play
Nayoko Wicaksono, Accelerator Director Plug and Play Indonesia. (Liputan6.com/Jeko Iqbal Reza)

Liputan6.com, Jakarta - Salah satu keunggulan akselerator startup Plug and Play adalah memiliki mitra perusahaan yang luas. Mereka telah memiliki 200 jaringan mitra, kebanyakan dari kalangan perusahaan korporasi, investor, dan universitas.

Keunggulan ini dijanjikan sebagai satu 'exit plan' yang kelak dimiliki ke-11 startup pilihan Plug and Play jika mereka sudah melewati tahap akselerasi.

Seperti disampaikan Nayoko Wicaksono, Accelerator Plug and Play Indonesia, salah satu kiat utama Plug and Play dalam 'menggembleng' anak didiknya ini adalah membawa model bisnis startup dari pusatnya di Silicon Valley, Amerika Serikat (AS).

Salah satu adaptasi dari model bisnis yang disebutkan adalah mengimplementasikan exit plan pada startup dengan mitra perusahaan korporat.

"Kami ingin membawa model bisnis yang ada di Silicon Valley ke Indonesia. Kalau Plug and Play di sana (Silicon Valley) itu jago banget 'menghubungkan' perusahaan korporat dengan startup," kata Nayoko kepada Tekno Liputan6.com di kantor Plug and Play, Jakarta, Senin (8/5/2017).

"Sekarang, tinggal lihat bagaimana leverage kekuatan perusahaan korporat di Indonesia, mereka kan punya customer base yang besar. Sayangnya, mereka belum punya innovation department," ia melanjutkan.

Menurut Nayoko, perusahaan korporat tidak memikirkan cara menginovasi bisnisnya dari sisi teknologi. Jadi, peran Plug and Play di sini ingin membantu mereka dengan inovasi dari gagasan startup agar bekerjasama dengan perusahaan korporat.

"Startup-startup yang 'digembleng' Plug and Play Indonesia punya exit plan yang jelas dan sudah punya opsi alternatif yang bisa 'dibeli' perusahaan korporasi. Mereka sudah punya traction, tinggal growing, dan melewati mitra korporat yang memiliki basis pelanggan besar," terang Nayoko.

Sekadar informasi, ke-11 startup angkatan pertama yang dipilih Plug and Play tak hanya berasal dari Indonesia, tetapi juga dari luar seperti Singapura. Adapun di antaranya adalah Dana Didik, KYCK, Otospector, Bustiket, Karta Indonesia Global, Sayurbox, Brankas, Astrnt, Bandboo, Wonderlabs, dan Toucan.

Jika nanti lolos, startup ini nanti akan kembali diundang untuk melakukan pitching tahap akhir di hadapan pihak Plug and Play Indonesia, Asia Pasifik, dan Silicon Valley, serta mitra korporat Plug and Play Indonesia, seperti BNI, Astra Internasional, dan Sinarmas.

(Jek/Cas)

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya