Nasib Perusahaan Loyo, Rovio Disarankan IPO atau Akuisisi

Rovio dikabarkan ingin melantai di bursa saham, tetapi pada waktu yang sama, perusahaan juga sudah dibidik Tencent untuk diakuisisi.

oleh Jeko I. R. diperbarui 07 Jul 2017, 15:00 WIB
Diterbitkan 07 Jul 2017, 15:00 WIB
Lagi, Pembesut Angry Birds Rumahkan Ratusan Karyawan
Kini, Rovio kembali merampingkan perusahaannya dengan merumahkan ratusan karyawan lagi dengan jumlah 213 orang (Ilustrasi Doc: Reuters)

Liputan6.com, California - Pembesut gim mobile fenomenal Angry Birds, Rovio, diberikan alternatif untuk bisa mengekspansi bisnisnya lebih besar. Pasalnya, belakangan ini nasib perusahaan diketahui tidak terlalu mujur.

Pertama, Rovio bisa saja mengkaji rencana penawaran saham umum perdana (IPO, Initial Public Offering). Kedua perusahaan asal Finlandia ini bisa mengantongi dana segar lewat tawaran akuisisi.

Menurut informasi yang dilansir dari New York Post pada Jumat (7/7/2017), awalnya Rovio ingin mendaftar ke bursa saham dalam waktu mendatang. Pada saat yang sama, Tencent Holdings Limited juga berminat mengakuisisi Rovio dengan nilai US$ 3 miliar.

Berdasarkan keterangan manajemen Rovio, rencana IPO didasari alasan mendukung pertumbuhan bisnis gim mobile. Walau begitu, Rovio belum mengetok palu untuk memutuskan rencana IPO ini.

"Para pemegang saham menilai ada opsi alternatif untuk pengembangan kami di masa mendatang," kata Rovio.

Sekadar informasi, Rovio mengalami krisis bisnis yang cukup berisiko bagi perusahaan. Pasalnya, mereka mengalami penurunan pendapatan karena lonjakan biaya operasional untuk pembukaan studio baru. Namun, Rovio mengklaim nilainya masih stabil karena masih mengambil untung dari gim terbaru Angry Birds yang dirilis belum lama ini. 

Pada Februari 2017, Rovio merumahkan sekitar 35 karyawan. Tidak jelas apa alasan perusahaan kembali merumahkan karyawannya.

Yang pasti, Rovio kini hanya memiliki 400 karyawan. Sebelumnya pada 2015 lalu, Rovio merumahkan 260 karyawan, atau sekitar 30 persen dari total jumlah seluruh karyawan yang mereka miliki saat itu.

Waktu itu, Rovio menjelaskan langkah tersebut merupakan bagian dari restrukturisasi dan konsentrasi pada inti bisnis perusahaan, yakni gim, media, dan produk konsumen.

CEO Rovio, Pekka Rantala berujar, perubahan mendasar diperlukan untuk memastikan Rovio menjadi perusahaan hiburan terkemuka dengan gim mobile sebagai lini bisnis utamanya. Sementara sebelumnya, pada Oktober 2014, Rovio juga sudah merumahkan 130 karyawan akibat pertumbuhan perusahaan lambat, serta pendapatan menurun.

Adapun Rovio naik daun pada 2009 ketika gim besutannya, Angry Birds, sukses menghipnosis banyak orang. Berkat kesuksesan Angry Birds, Rovio mulai memperluas Angry Birds dengan bisnis merchandise, beberapa gim spin-off, hingga film animasi.

Tonton video menarik berikut ini:

(Jek/Why)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya