Liputan6.com, Jakarta - Selama bertahun-tahun, para ilmuwan mengira bahwa di bulan tidak ada kandungan air. Namun, akhirnya mereka menemukan air yang terperangkap dalam butiran kaca pada 2008.
Butiran ini terbentuk dari batuan vulkanik yang dikumpulkan selama misi Apollo pada 1970 silam. Sejak saat itu, mereka terus menemukan bukti-bukti lain mengenai keberadaan air di bulan.
Advertisement
Baca Juga
Baru-baru ini, mereka menemukan fakta baru. Para ilmuwan menganalisa sampel batuan dari bulan yang mengandung butiran air yang terperangkap. Butiran ini diteliti dengan data satelit. Hasilnya, ada titik-titik panas materi vulkanik yang mengandung air di luar kutub bulan.
Meski begitu, para ilmuwan belum bisa menentukan seberapa basah permukaan bulan. Studi terkini berusaha menjawabnya dengan menggunakan "Pemetaan Mineralogi Bulan".
Teknologi tersebut disematkan pada Chandrayaan-1, sebuah pesawat luar angkasa yang mengitari benda-benda langit.
Berdasarkan pemetaan, sumber air ini terletak tidak jauh dari tempat mendarat Apollo 15 dan Apollo 17. Informasi ini sangat berguna. Pasalnya, ketika manusia kembali ke bulan, mereka hanya perlu menggali sumber air, ketimbang membawanya dari bumi.
(Theofilus Ifan Sucipto/Cas)
Tonton Video Menarik Berikut Ini: