Liputan6.com, Jakarta - Desas-desus penggunaan teknologi pemindai sidik jari di dalam layar oleh Samsung memang telah terdengar sejak awal tahun ini. Kabar itu kian kuat menjelang peluncuran Galaxy Note 8.
Namun, laporan terbaru menyebut rencana itu batal karena ada masalah yang belum dapat diselesaikan. Meski tak akan dilakukan dalam waktu dekat, Samsung nyatanya tetap memboyong teknologi tersebut untuk perangkat berikutnya.
Advertisement
Baca Juga
Dikutip dari The Verge, Senin (7/8/2017), analis dari KGI Securites memprediksi, Samsung baru akan menerapkan teknologi itu pada Galaxy Note 9. Karenanya, Galaxy S9 diduga masih mempertahankan desain pemindai sidik jari seperti Galaxy S8.
KGI Securities menuturkan, Samsung tak memiliki alasan kuat untuk memboyong teknologi itu di Galaxy S9. Menurut firma analis ini, Samsung lebih memilih menonjolkan fitur pemindai iris yang diperbarui dan dual camera pada penerus Galaxy S9 tersebut.
Sebagai informasi, Samsung memang dilaporkan kesulitan mengembangkan teknologi anyar ini. Alasannya, teknologi pemindai sidik jari di balik layar ternyata menimbulkan masalah pada keseimbangan kecerahan layar, sehingga penerapannya diundur.
Tak hanya Samsung, perusahaan lain yang juga kesulitan mengembangkan teknologi serupa adalah Apple. Bahkan, laporan Ming-Chi Kuo menyebut, perusahaan telah membatalkan pengembangan teknologi itu dan lebih memilih penggunaan tombol virtual.
Selain kedua perusahaan itu, sebenarnya ada perusahaan lain yang sebenarnya berhasil mengembangkan teknologi pemindai sidik jari di layar. Adalah Vivo yang sudah memperkenalkan teknologi terbaru ini kepada publik.
Vendor smartphone asal Tiongkok ini sudah memperkenalkan teknologi itu pada gelaran Mobile World Congress (MWC) Shanghai 2017. Kendati masih purwarupa, rencananya teknologi itu akan dibenamkan di seluruh produk Vivo di masa depan.
(Dam/Ysl)
Tonton Video Menarik Berikut Ini: