Liputan6.com, Jakarta - Sejak diluncurkan pada 24 Mei 2016, Overwatch langsung melejit sebagai salah satu gim terlaris buatan Blizzard Entertainment. Mengambil konsep first-person shooter (FPS), gim ini sukses menarik banyak gamer. Namun banyaknya jumlah pemain ternyata membuat masalah tersendiri.
Masalah itu berupa perilaku gamer yang acap kali menghina lawan, dan sengaja membuat tim sendiri kalah ketika bermain. Hal ini tidak lepas dari karakter atau pribadi gamer yang beragam.
Advertisement
Baca Juga
Oleh karena itu, semakin banyak gamer maka semakin banyak dan semakin beragam pula tingkah lakunya ketika di dalam gim.
Seperti dilansir PC Gamer, Jumat (15/9/2017), Jeff Kaplan selaku direktur Blizzard, mengatakan perusahaan sedang mengembangkan sistem baru yang mendeteksi perilaku buruk gamer. Kaplan merasa ini adalah bagian dari tugas pengembang.
"Tidak ada cara magis atau ajaib untuk membuat perilaku buruk hilang. Namun butuh proses untuk memperbaiki dan mengembangkan sistem," ujar Kaplan.
Namun ia mengajak gamer bekerjasama dengan mengintrospeksi diri. Kaplan meminta mereka sadar tujuan bermain gim online adalah bersenang-senang dengan gamer lainnya.
Kaplan mengungkap, pengembangan map dan hero baru sering tertunda lantaran harus mengurus gamer yang akunnya diblokir karena dilaporkan berperilaku buruk oleh rekan satu tim.
Tercatat, dari 480 ribu pemain yang diblokir, 340 ribu di antaranya disebabkan laporan pemain lain. "Perilaku buruk memperlambat proses update Overwatch," tutup Kaplan.
(Theofilus Ifan Sucipto/Ysl)
Saksikan Video Pilihan Berikut Ini: