Liputan6.com, London - Sebelum meninggal dunia, Stephen Hawking sempat mengutarakan pernyataan yang cukup mengejutkan soal nasib Bumi dan alam semesta.
Stephen Hawking pernah mengatakan, Bumi akan hancur dalam kurun waktu 100 tahun lagi. Fisikawan terkemuka itu bahkan menyarankan umat manusia harus segera mencari planet baru jika tidak ingin musnah.
Advertisement
Baca Juga
Maka itu, salah satu cara terbaik menurut Stephen Hawking adalah mengadakan perjalanan lintas galaksi dan waktu atau disebut interstellar.
Meski terdengar mustahil, Stephen Hawking optimistis, teknologi tersebut bisa direalisasikan dalam waktu kurang dari satu abad.
Dalam pandangan Stephen Hawking, wahana perjalanan lintas galaksi dan waktu nanti akan berupa pesawat luar angkasa ala Star Trek yang ditenagai oleh reaktor cahaya.
"Bumi sudah memasuki ancaman dalam fase yang lebih besar. Sumber daya kita akan mulai habis. Kita bisa lihat perubahan-perubahan itu datang dari peristiwa alam seperti iklim ekstrem, penggundulan hutan, punahnya hewan-hewan. Kita tidak bisa tinggal diam," kata Hawking sebagaimana Tekno Liputan6.com kutip via Mirror, Rabu (14/3/2018).
Jangka Hidup Manusia
Alasan Hawking ingin melakukan perjalanan lintas galaksi dan waktu tak lain karena soal jangka hidup manusia.
"Perjalanan ke planet baru bisa jadi akan memakan waktu puluhan ribu tahun, usia manusia mana ada yang bisa bertahan selama itu. Karenanya, kita butuh wahana yang bisa mengantar umat manusia antardimensi untuk bisa mencari dunia baru dalam waktu singkat," lanjutnya.
Teori Hawking soal kehancuran Bumi juga dipaparkan dalam seri dokumentasi bertajuk "Expedition New Earth". Dalam seri itu, Hawking dan ilmuwan Christophe Galfard meneliti keterkaitan antara ilmu astronomi, biologi, dan teknologi roket untuk memastikan kemungkinan manusia bisa tinggal di sebuah planet selain Bumi.
Apa yang diucapkan Hawking ternyata tak main-main. Diketahui, pria berkacamata tersebut belum lama ini telah bekerja sama dengan NASA dan miliarder asal Rusia, Yuri Milner, dalam membangun wahana nano-starship yang fungsinya untuk bisa terbang ke sebuah planet dalam kecepatan cahaya.
Jadi, wahana ini bisa dikatakan sebagai wahana perjalanan lintas galaksi dan waktu.
Advertisement
Impian Menggapai Alpha Centauri
Selain Yuri Milner, program tersebut juga didukung sekelompok ilmuwan dan beberapa miliarder ternama lainnya yang bertindak sebagai investor. Bahkan, pendiri Facebook Mark Zuckerberg disebut-sebut juga turut andil dalam pengembangan program ini.
Wahana robot mini bernama "StarChip" tersebut, konon bisa mencapai Alpha Centauri, yaitu bintang terdekat Tata Surya yang jaraknya berkisar 4,37 tahun cahaya dari Bumi.
Jika program ini berhasil dieksekusi, jarak tempuh wahana tersebut ke Alpha Centauri hanya memakan waktu dua dekade. Dan nanti, ia akan menciptakan wahana dalam skala lebih besar untuk menampung manusia beranjak dari Bumi.
Seperti diketahui, untuk menggapai area Alpha Centauri dengan menggunakan pesawat luar angkasa konvensional membutuhkan waktu yang sangat lama, yaitu sekitar 30 ribu tahun.
Alpha Centauri sendiri merupakan bintang yang diyakini banyak ilmuwan merupakan sebuah zona layak huni. Nanti, wahana nano-starship akan melayang di luar angkasa menggunakan panel surya yang mampu membuat kecepatan pesawat ini lebih stabil.
(Jek/Isk)
Saksikan Video Pilihan Berikut Ini: