Malta Bakal Jadi Pusat Mata Uang Kripto di Dunia

Negara terkecil di Uni Eropa ini akan segara menjadi pusat uang kripto di barat, pusat uang kripto di Asia pun akan tersaingi.

oleh Tommy K. Rony diperbarui 26 Apr 2018, 15:30 WIB
Diterbitkan 26 Apr 2018, 15:30 WIB
Malta (Wikimedia Commons)
Malta (Wikimedia Commons)

Liputan6.com, Malta - Meski tidak ada nama warga Malta yang masuk ke daftar pemilik uang kripto terkaya, tapi negara terkecil di Uni Eropa akan dijadikan sebagai pusat cryptocurrency alias mata uang kripto di dunia.

Dilansir Bloomberg, Kamis (26/4/2018), tidak seperti negara-negara lain yang belum punya kejelasan tentang regulasi mata uang kripto, Malta akan menjadikan hukum mereka bersahabat untuk pemilik mata uang kripto.

"Kerangka proposal akan menawarkan kepastian hukum dalam ranah yang saat ini belum diregulasi," sebut pihak pemerintah Malta dalam pernyataan mereka.

Peraturan yang dibuat di Malta melingkupi tentang broker, pertukaran, pengelolaan aset, dan para trader. Bila perancangan hukum tersebut berhasil sesuai target, Malta akan memilki regulasi yang terluas di industri mata uang kripto.

Masalah pajak pun tidak akan menjadi masalah besar, karena Malta hanya menarik pajak sebesar lima persen bagi perusahaan internasional di negara mereka.

Joseph Muscat, Perdana Menteri Malta, optimistis terkait rencana ini. Ia pun menyebut uang kripto sebagai uang masa depan, serta percaya akan terciptanya aktivitas ekonomi yang signifikan di Malta.

Selama ini, Malta hanya terkenal karena industri turisme mereka. Negara kecil ini terkenal dengan festival, kuliner, dan arsitektur bangunannya yang bergaya klasik.

Menyaingi Pusat Mata Uang Kripto di Asia

Tokyo
Warga menggunakan payung berjalan selama hujan salju lebat di Tokyo (22/1). Hujan salju membuat keberangkatan penerbangan dan melumpuhkan beberapa layanan kereta api di kota tersebut. (AP Photo/Shizuo Kambayashi)

Bloomberg mencatat selama ini negara-negara Asia masih mendominasi bisnis mata uang kripto, sebut saja Jepang, Korea Selatan, dan Hong Kong.

Namun, meskipun bisnis uang kripto di Asia terbilang menggairahkan, tetapi pihak pemerintah belum sepenuhnya bersinergi dengan bisnis tersebut.

Pemerintah telah Tiongkok melarang Bitcoin dan mata uang kripto, Korea Selatan pun belum memiliki kejelasan tentang mata uang kripto sehingga membuat investor waswas.

Jepang yang didaulat sebagai negara yang ramah pada uang kripto malah tersandung masalah akibat oknum jahat yang melakukan penipuan dengan uang kripto.

Ketidakpastian regulasi di negara-negara Asia akan menarik para investor ke Malta, dan menggeser dominasi pusat uang kripto dari negara Asia ke negara barat.

Siapa Saja Pemain Uang Kripto yang Ingin ke Malta?

Intip Salah Satu Pabrik Bitcoin Terbesar di Dunia
Rig pertambangan dari komputer super (kiri) dan filter udara yang berada dalam pabrik bitcoin 'Genesis Farming' di dekat Reykjavik, Islandia (16/3). (AFP Photo/Halldor Kolbeins)

Beberapa nama perusahaan uang kripto yang ingin pindah ke Malta adalah Binance, OKEX, Neufund, dan The Abyss.

Binance adalah yang pertama mengumumkan perpindahan mereka dari Hong Kong ke Malta pada Maret lalu. Neufund yang bermarkas di Berlin juga ingin terlibat dalam transformasi Malta menjadi "Pulau Blockchain."

Sementara, perusahaan Tron asal Amerika Serikat juga mengaku serius mempertimbangkan berinvestasi dan beroperasi di Malta.

(Tom/Jek)

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya