Menkominfo: Teror Missed Call Tim IT KPU Perlu Proses Forensik

Menkominfo masih belum bisa memutuskan insiden ini, apakah berhubungan dengan keamanan siber atau sekadar masalah telekomunikasi saja.

oleh Jeko I. R. diperbarui 29 Jun 2018, 10:06 WIB
Diterbitkan 29 Jun 2018, 10:06 WIB
Menkominfo Rudiantara
Menkominfo Rudiantara saat bertemu dengan rekan media di Jakarta, Selasa (15/5/2018). Liputan6.com/ Agustin Setyo Wardani

Liputan6.com, Jakarta - Konsultan sistem IT Pilpres 2019 Herry Sufehmi mengaku sempat 'dibombardir' panggilan misterius dari nomor luar negeri tepat sehari setelah Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) 2018 yang dilakukan secara serentak pada Rabu, 27 Juni 2018.

Karena jumlah missed call nomor asing ini mencapai ratusan, ia memutuskan untuk menonaktifkan nomor ponsel miliknya untuk sementara waktu.

Harry juga mengumumkan dirinya bakal sulit dikontak lantaran mendapatkan ratusan missed call per jam dari nomor-nomor luar negeri.

Menanggapi hal ini, Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) Rudiantara, menyatakan pihaknya akan bekerja sama untuk membantu tim IT KPU.

Menurutnya, pangkal permasalahan dari kejadian tersebut masih belum jelas. Ia masih belum bisa memutuskan apakah masalah keamanan siber atau sekadar masalah telekomunikasi saja.

"Isunya ini masih belum jelas. Apakah masalah cyber security, atau masalah telekomunikasi alias indikasi masking call?" ujar Rudiantara via pesan teks kepada Tekno Liputan6.com, Jumat (29/6/2018).

Rudiantara juga berupaya untuk meminta Dirjen Aplikasi Informatika (Aptika) dan Dirjen Penyelenggaraan Pos dan Informatika (PPI) untuk segera membantu pihak KPU. Ia menegaskan, hal semacam ini tentu diperlukan proses forensik.

"Saya sudah minta Dirjen Aptika dan PPI untuk bantu teman-teman KPU, mungkin perlu proses forensik atas kejadian tersebut," tandasnya.

 

Ratusan Missed Call Misterius

Ilustrasi nasabah membuka aplikasi Bareksa di telepon genggam. (Bareksa)
Ilustrasi nasabah membuka aplikasi Bareksa di telepon genggam. (Bareksa)

Dalam akun Facebook-nya, Harry Sufehmi mengumumkan dirinya akan sulit dikontak karena mendapatkan ratusan missed call per jam dari nomor-nomor luar negeri.

"Selain itu juga ada hacker yang berusaha menjebol akun Telegram saya via SMS hack. Yup, SMS kita bisa diakses orang lain," kata Harry dalam akun Facebook-nya sebagaimana dikutip Tekno Liputan6.com.

Parahnya lagi, menurut Harry, modus SMS hack ini bisa digunakan untuk menjebol Facebook, WhatsApp, Telegram, hingga mobile banking.

Kendati begitu, Harry mengaku bisa mengatasi serangan bombardir ratusan missed call itu menggunakan sebuah aplikasi, yakni Truecaller.

Nomor-nomor Amerika Serikat yang membombardir nomor telepon Harry Sufehmi pun bisa diblokir menggunakan aplikasi Truecaller. Meski begitu, karena banyaknya missed call yang masuk, baterai smartphone-nya jadi cepat habis.

"Alhasil kadang terpaksa saya disable SIM card dan koneksi internet via WiFi saja," tulisnya diikuti sejumlah tangkapan layar berisi berbagai nomor yang mencoba menghubunginya.

Selain mendapat ratusan panggilan dari nomor telepon dengan awalan +001 yang berasal dari Amerika Serikat, Harry juga mengaku ada pihak tertentu yang menggunakan nomor teleponnya untuk login masuk ke aplikasi pesan WhatsApp. 

Upaya ini dibuktikan oleh Harry melalui tangkapan layar (screenshot) SMS dari pihak WhatsApp berisi kode One Time Password (OTP) untuk masuk ke layanan pesan milik Facebook tersebut. 

(Jek/Isk)

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya